Tren

UMKM Blitar Antusias Ikuti Workshop AI Terapan Augmenta AI-Labs, Optimalkan Produktivitas di Era Digital

Advertisement

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta insan kreatif di Kota Blitar semakin menunjukkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Mereka antusias mengikuti workshop kecerdasan buatan (AI) terapan yang diselenggarakan di Kafe Selasar, Pasar Legi.

Dalam pelatihan ini, peserta diajak memanfaatkan berbagai platform AI yang terintegrasi dalam aplikasi Augmenta AI-Labs untuk menunjang pekerjaan agar lebih cepat, praktis, dan produktif.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Pendiri Augmenta AI Labs, Cahyo Inda Wahono, pada Sabtu (27/12/2025) menjelaskan, pelatihan ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI. Melalui pendekatan praktis, peserta didorong untuk memaksimalkan AI tidak hanya untuk tugas dasar, melainkan untuk mengoptimalkan alur kerja secara menyeluruh.

Cahyo menegaskan, “AI seharusnya menjadi mitra kerja manusia, bukan pengganti. Augmenta (AI-Labs) kami rancang sebagai co-pilot agar pengguna bisa bekerja lebih efisien dan fokus pada aspek strategis dan kreatif.”

Workshop yang diinisiasi tim Augmenta AI Labs ini digelar dalam tiga gelombang. Gelombang pertama telah dilaksanakan pada Jumat (26/12/2025), sementara gelombang kedua dan ketiga dijadwalkan berlangsung pada Minggu (28/12/2025). Seluruh sesi bertempat di Kafe Selasar, sebuah tempat nongkrong yang dikenal oleh pecinta kopi arabika nusantara, berlokasi di Lantai 2 Pasar Legi, Kota Blitar.

Cahyo menambahkan, aplikasi Augmenta mengintegrasikan berbagai platform AI ke dalam satu ekosistem kerja yang mudah diakses. Target penggunanya mencakup jurnalis, kreator konten, pelaku UMKM, pendidik, hingga profesional lintas sektor. “Konsep ini diharapkan mampu mendorong adopsi AI yang lebih mendalam dan berkelanjutan,” ujarnya.

Advertisement

Pentingnya peningkatan literasi AI ini juga selaras dengan laporan “Future of Jobs Report 2025” yang dirilis World Economic Forum (WEF). Laporan tersebut memproyeksikan AI akan menciptakan sekitar 170 juta peran kerja baru pada tahun 2030, meskipun di sisi lain sekitar 92 juta pekerjaan berisiko tergeser. WEF juga mencatat bahwa 63 persen pemberi kerja menganggap kesenjangan keterampilan sebagai tantangan utama.

Kondisi ini, menurut Cahyo, menegaskan urgensi peningkatan literasi dan kompetensi AI di tingkat lokal. Ia mengamati bahwa banyak pekerja sudah mulai menggunakan AI, namun sebagian besar masih sebatas pemanfaatan permukaan dan belum menyentuh transformasi alur kerja.

Cahyo menekankan, “Produktivitas tidak akan meningkat hanya dengan membeli lisensi perangkat lunak. Yang dibutuhkan adalah ekosistem manusia yang mampu mengorkestrasi teknologi.”

Workshop AI terapan ini dikemas dengan suasana diskusi yang interaktif dan aplikatif. Peserta tidak hanya menerima materi konseptual, tetapi juga langsung mempraktikkan penggunaan AI untuk kebutuhan kerja harian. Praktik tersebut meliputi pengolahan data, produksi konten, hingga efisiensi administrasi, memastikan pemahaman yang komprehensif dan relevan.

Advertisement
Mureks