Tren

Badan Geologi Peringatkan Lonjakan Tiga Kali Lipat Gempa Low Frequency di Tangkuban Parahu

Advertisement

BANDUNG – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat lonjakan signifikan aktivitas kegempaan Low Frequency (LF) di Gunung Tangkuban Parahu. Peningkatan ini mencapai tiga kali lipat hanya dalam kurun waktu 24 jam pada periode pengamatan 26 Desember 2025.

Plt. Kepala Badan Geologi, Lana Saria, dalam keterangan yang diterima di Bandung pada Sabtu (27/12/2025), mengungkapkan bahwa rekaman seismik pada 26 Desember 2025 mendeteksi 38 kejadian Gempa LF. Angka ini melonjak tajam dibandingkan dua hari sebelumnya, yakni 24 dan 25 Desember, yang masing-masing hanya mencatat 10 kejadian per hari.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Peningkatan drastis kegempaan ini menjadi sorotan utama, mengingat Gunung Tangkuban Parahu merupakan destinasi wisata unggulan yang padat pengunjung, terutama di masa libur akhir tahun. Meskipun tingkat aktivitas gunung api tersebut masih ditetapkan pada Level I (Normal), data deformasi tubuh gunungapi menunjukkan anomali yang patut diwaspadai.

“Data pemantauan EDM menunjukkan kecenderungan pola deflasi pada segmen Pilar-UPAS namun terjadi inflasi pada segmen Pilar-LERENG. Ini mengindikasikan adanya fluktuasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunungapi,” ujar Lana.

Kondisi fluktuasi tekanan dangkal ini, menurut Badan Geologi, menyimpan potensi bahaya tersembunyi. Karakteristik erupsi Tangkuban Parahu seringkali bersifat freatik, yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas atau tanda-tanda peringatan dini yang kasat mata. Hal ini sangat berbahaya bagi wisatawan yang berada terlalu dekat dengan kawah.

Secara visual, hingga 27 Desember 2025, aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 5-80 meter dari dasar kawah. Sementara itu, Kawah Ecoma menghembuskan asap setinggi 5-40 meter.

Advertisement

Berkaca pada riwayat aktivitas pertengahan tahun ini, tepatnya periode Juni-Juli 2025, peningkatan gempa LF pernah mencapai puncaknya hingga 270 kejadian pada 3 Juni. Fenomena tersebut saat itu diikuti oleh bualan lumpur di Kawah Ratu.

Atas dasar data terkini tersebut, Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati area dasar kawah serta tidak berlama-lama di kawasan bibir kawah aktif.

“Jika teramati peningkatan intensitas hembusan asap atau tercium bau gas yang menyengat, masyarakat diminta segera menjauh demi keselamatan,” ucap Lana.

Pemerintah Daerah dan BPBD Kabupaten Bandung Barat serta Subang diminta terus berkoordinasi intensif dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole guna memantau perkembangan situasi yang dinamis ini.

Advertisement
Mureks