Berita

Terowongan Silaturahmi dan Parkir Bersama: Simbol Eratnya Persaudaraan Masjid Istiqlal-Katedral

Advertisement

Perayaan Natal 2025 di Gereja Katedral Jakarta pada Kamis, 25 Desember 2025, kembali menjadi momentum eratnya persaudaraan antarumat beragama. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Masjid Istiqlal yang berlokasi persis di seberang Gereja Katedral, turut berperan aktif menyediakan fasilitas parkir bagi para jemaat yang hendak beribadah.

Humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, menceritakan bahwa bantuan lokasi parkir ini telah berlangsung puluhan tahun. Katedral kerap kesulitan menampung kendaraan jemaat, terutama saat perayaan hari besar, karena harus mendirikan tenda untuk menambah kapasitas duduk.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Sejarah Bantuan Parkir dan Terowongan Silaturahmi

“Kami kan harus mendirikan tenda untuk menambah kapasitas duduk sehingga kami tidak memiliki lahan parkir,” terang Susy kepada wartawan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Kamis (25/12/2025).

Melihat kondisi tersebut, Imam Besar Masjid Istiqlal yang saat ini menjabat sebagai Menteri Agama RI, Nazaruddin Umar, dengan terbuka mempersilakan jemaat Gereja Katedral untuk memarkirkan kendaraan di area basement Masjid Istiqlal. “Nah, sejak itu Imam Besar selalu memberikan tempat, mempersilakan untuk umat memarkirkan kendaraan,” ujar Susy.

Hubungan baik ini semakin erat dengan dibangunnya Terowongan Silaturahmi pada tahun 2022. Kehadiran terowongan ini semakin memudahkan akses umat kedua rumah ibadah tanpa harus menyeberangi jalan raya yang ramai.

“Sampai akhirnya 2022 itu dibangun terowongan, selesai, kemudian bisa digunakan, itu menambah kembali, menambah apa, kemudahan. Jadi dengan dibangunnya parkiran basement dari Masjid Istiqlal yang bisa menampung 700 sampai 800,” ungkap Susy.

Terowongan ini tidak hanya memfasilitasi parkir, tetapi juga meningkatkan keamanan dan kenyamanan. “Jadi umat bisa berparkir di sana kemudian bisa terhubung langsung mengarah kepada Terowongan Silaturahmi untuk mencapai Gereja Katedral. Jadi menghindari juga menyeberang jalan di sana, karena kita ketahui jalanan sekecil ini pun tapi intensitasnya cukup tinggi,” lanjutnya.

Advertisement

Simbol Toleransi dan Pengelolaan Bersama

Terowongan Silaturahmi juga mempererat hubungan antara pengelola Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Keduanya kini memiliki tanggung jawab bersama dalam mengelola fasilitas tersebut. “Selain itu juga, sebenarnya bagi kami pengelola atau pengurus dari Katedral maupun teman-teman dari Badan Pengelola Masjid Istiqlal, kita semakin erat dan hidup juga lebih dekat bersaudara, karena di mana sekarang kita juga mengelola bersama terowongan. Jadi sejak terowongan itu selesai dibangun oleh PUPR, itu kita harus mengisi,” imbuh Susy.

Nasaruddin Umar, saat masih menjabat Imam Besar Masjid Istiqlal, bersama Kardinal Ignatius Suharyo, sepakat bahwa terowongan ini harus menjadi simbol toleransi. Pesan ini diwujudkan melalui instalasi seni berupa ukiran tangan yang saling menggenggam di dalam terowongan.

“Pesan dari kedua tokoh kita, ya bahwa membuat instalasi seni itu harus memiliki pesan ada toleransi, cinta tanah air, dan juga saling menghargai tradisi satu sama lain. Maka akhirnya dilakukan sayembara terbatas, diikuti oleh tujuh pasang seniman, dan kemudian dimenangkan oleh Bapak Sunaryo dengan Aditya Novali,” tutur Susy.

Karya seni tersebut, menurut Susy, sangat menginspirasi. “Nah itu merupakan karya dua orang yang berjumpa dalam kerendahan hati bertemu dan menyapa lewat apa, bersentuhan tangan. Nah ini pesan yang sungguh sangat amat menginspirasi semua, bahkan tamu-tamu negara yang datang pun terinspirasi oleh instalasi seni tersebut,” sambungnya.

Susy memastikan bahwa Terowongan Silaturahmi dibuka penuh selama perayaan Natal 2025, yakni sejak tanggal 24 hingga 25 Desember. “Nah ini pada kesempatan kali ini Natal, kita membuka terowongan untuk menghubungkan parkir sehingga umat bisa lebih mudah. Nah ini dari mulai tanggal 24 kemarin hingga hari ini 25,” pungkasnya.

Advertisement
Mureks