Teknologi

Telkom Resmi Pisahkan Aset Fiber ke Infranexia, Nilai Aset Diproyeksikan Tembus Rp 90 Triliun

Advertisement

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. secara resmi menuntaskan penandatanganan akta pemisahan aset fiber optik tahap pertama kepada anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau yang dikenal sebagai InfraNexia. Penandatanganan ini berlangsung di kantor Telkom, Jakarta, pada Kamis (18/12/2025), menyusul persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (12/12).

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian integral dari pilar transformasi Telkom 30. “Salah satu obyektif dari Infranexia adalah memberikan layanan konektivitas kpeada lebih besar lagi atau lebih luas lagi pengampu kepentingan sehingga industri telekomunikasi itu bisa lebih berkembang dan juga lebih efisien dalam pilar transformasi Telkom 30,” ujar Dian.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Melalui InfraNexia, Telkom berambisi untuk lebih memfokuskan pengembangan bisnis infrastruktur fiber. Pemisahan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan efisiensi operasional dan investasi, sekaligus membuka peluang untuk network sharing serta kemitraan strategis guna mengoptimalkan nilai aset infrastruktur digital yang dimiliki.

Dian Siswarini menambahkan, pengelolaan infrastruktur jaringan, khususnya fiber optik, membutuhkan perhatian dan tata kelola khusus. “Nah, kami melihat bahwa pengelolaan infrastruktur jaringan, khususnya fiber optik, itu membutuhkan fokus khusus, membutuhkan tata kelola yang khusu, dan juga model bisnis yang lebih terdedikasi agar mampu menghasilkan nilai maksimal atau creating value yang optimal,” jelasnya.

Pemisahan bisnis fiber ini menjadi elemen krusial dari strategi transformasi TLKM 30. Perusahaan pelat merah tersebut menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur usaha agar lebih fokus dan lincah. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung percepatan pembangunan ekosistem konektivitas digital yang merata di seluruh Indonesia.

Advertisement

“Dalam pilar transformasi Telkom 30, kekuatan pengguna layanan menjadi salah satu fondasi utama karena segala sesuatu yang kita lakukan sebagai operator itu harus berpusat kepada pelanggan dan tentunya kepuasan pelanggan ini menjadi barometer utama bagaimana para anak usaha kami bisa menjalankan bisnisnya dengan baik,” tutur Dian.

Pada fase spin-off pertama ini, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50% total infrastruktur jaringan fiber Telkom. Infrastruktur tersebut mencakup segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lainnya.

Sementara itu, fase spin-off kedua ditargetkan rampung sepenuhnya pada tahun 2026. Proyeksi total nilai aset yang akan dikelola InfraNexia setelah kedua fase ini mencapai Rp 90 triliun. “Stage 2 dari pemisahan aset terlaksana tahun depan dan bagaimana aksi korporasi selanjutnya untuk unlock value dari fiber ini juga diharapkan bisa dilaksanakan di tahun 2026,” pungkas Dian.

Advertisement
Mureks