Pelatih Real Madrid Xabi Alonso terus menjadi sorotan tajam di musim ini, memicu simpati dari pelatih Elche Eder Sarabia atas tekanan luar biasa yang dihadapinya. Sarabia menilai, Alonso diperlakukan dengan rasa permusuhan yang berlebihan dan ketidakadilan yang besar.
Sejak mengambil alih kursi kepelatihan, Alonso telah memimpin 25 pertandingan Real Madrid di sepanjang musim 2025/2026. Di bawah arahannya, Los Blancos berhasil meraih 18 kemenangan, namun juga menelan empat kekalahan dan tiga hasil imbang.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Meski demikian, Real Madrid masih berada di jalur positif dalam berbagai kompetisi. Mereka menempati posisi kedua di klasemen Liga Spanyol, berhasil menembus babak 16 besar Copa del Rey, dan berada di posisi ketujuh dalam klasemen Liga Champions.
Namun, performa Real Madrid di bawah Alonso belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi publik dan media. Tim kerap tampil kurang meyakinkan, dan Alonso dianggap belum mampu memaksimalkan potensi skuadnya, terutama terkait performa Vinicius Junior yang sebelumnya tampil sangat produktif.
Eder Sarabia, mantan asisten pelatih Barcelona, meyakini bahwa kritik dan sorotan terhadap Xabi Alonso tidaklah adil. Ia menekankan bahwa membuat perubahan di musim pertama kepelatihan bukanlah situasi yang mudah.
“Xabi Alonso diperlakukan dengan rasa permusuhan yang berlebihan dan ketidakadilan yang besar,” ceplos Sarabia kepada Radioestadio Noche.
Sarabia menambahkan, “Ini kan baru musim pertama dia, dan perubahan itu tidak mudah tapi dia ingin mengubah gayanya. Dia itu seorang pelatih yang mampu mencapainya. Saya merasa sedikit kasihan karena melihat dia kesulitan.”
Tekanan terhadap Alonso sedikit mereda setelah Real Madrid berhasil memenangi tiga pertandingan berturut-turut, menyusul dua kekalahan dalam lima pertandingan sebelumnya. Ujian selanjutnya bagi Alonso dan skuadnya adalah menghadapi Real Betis setelah jeda kompetisi.
