Sebuah kelompok peretas mengklaim telah berhasil membobol platform streaming musik global, Spotify, dan mengumpulkan seluruh perpustakaan musiknya. Mereka menyebut telah menyusun metadata dari 256 juta lagu yang terhubung dengan lebih dari 15,4 juta profil artis, dengan total ukuran data mencapai hampir 300 terabyte.
Dalam pernyataannya, kelompok peretas tersebut bahkan berencana membuat sebagian besar koleksi musik ini tersedia untuk diunduh secara bebas melalui jaringan torrent. Klaim ini memicu kekhawatiran serius di kalangan industri musik dan pemegang hak cipta.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Spotify Akui Adanya Akses Ilegal
Menanggapi insiden ini, Spotify mengakui adanya akses tidak sah terhadap “beberapa file audio platform.” Namun, perusahaan menegaskan telah mengambil langkah pengamanan lanjutan untuk mengatasi pembobolan tersebut.
Juru bicara Spotify menyatakan bahwa akun pengguna yang bertanggung jawab atas insiden pembajakan ini telah berhasil diidentifikasi dan dinonaktifkan. Perusahaan juga mengklaim telah menerapkan sistem keamanan baru untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Spotify telah mengidentifikasi dan menonaktifkan akun pengguna jahat yang terlibat dalam pengikisan ilegal,” kata perwakilan Spotify, seperti dikutip dari Digital Music News. Mereka menambahkan bahwa pihaknya terus memantau aktivitas mencurigakan dan meningkatkan perlindungan terhadap serangan yang berkaitan dengan pelanggaran hak cipta.
“Sejak hari pertama, kami berdiri bersama komunitas seniman melawan pembajakan dan secara aktif bekerja sama dengan mitra industri untuk melindungi pencipta serta mempertahankan hak-hak mereka,” tegas juru bicara tersebut.
Peran Anna’s Archive dalam Pembajakan Data
Peretas yang diduga bertanggung jawab atas pembobolan ini merupakan bagian dari proyek yang menamakan diri sebagai organisasi nirlaba bernama Anna’s Archive. Mereka mengungkap detail pembajakan data Spotify melalui sebuah unggahan blog.
Dalam unggahan tersebut, peretas menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari metadata publik. Informasi yang berhasil dihimpun mencakup berbagai detail seperti durasi lagu, volume streaming, tingkat popularitas, genre, hingga tanggal rilis.
Anna’s Archive mengklaim telah “mengarsipkan sekitar 86 juta file musik,” yang disebut mewakili sekitar 99,6 persen dari total pendengar Spotify. Ukuran data yang berhasil dikumpulkan dilaporkan “sedikit di bawah 300TB.”
“Beberapa waktu lalu, kami menemukan cara untuk mengumpulkan data dari Spotify dalam skala besar. Saat ini arsip hanya tersedia melalui torrent untuk tujuan pelestarian, tetapi jika ada minat, kami dapat menyediakan unduhan file individual,” tulis peretas dalam unggahan blog mereka.
Dampak Pembajakan dan Kekhawatiran Era AI
Rencana distribusi data ini menuai kekhawatiran serius. Kepala Third Chair (YC X25), Yoav Zimmerman, menilai dampak pembajakan ini akan sulit dibendung. “Data tersebut sudah beredar di jaringan P2P, dan tidak ada cara untuk memasukkannya kembali ke dalam kotak Pandora,” tulis Zimmerman.
Secara teoritis, insiden ini membuka peluang bagi siapa pun untuk membuat versi “Spotify gratis” pribadi menggunakan server streaming media seperti Plex, dengan satu-satunya penghalang berupa hukum hak cipta dan penegakan hukum.
Isu pembajakan Spotify juga memunculkan kekhawatiran baru di era kecerdasan buatan. Kumpulan audio berskala masif tersebut berpotensi digunakan untuk melatih model AI generatif dan menghasilkan konten suara tanpa izin.
“Sudah dipahami dengan baik bahwa model bahasa besar berkembang pesat dengan data berkualitas tinggi,” tulis Anna’s Archive di situs resminya. Situs tersebut juga menyebutkan bahwa metadata akan dirilis secara bertahap, sementara file audio berukuran ratusan terabyte akan dipublikasikan berdasarkan tingkat popularitas.
Spotify menegaskan penyelidikan masih berlangsung. Perusahaan mengungkapkan bahwa pihak ketiga mengumpulkan metadata publik dan menggunakan metode ilegal untuk melewati sistem DRM guna mengakses sejumlah file audio. “Kami sedang aktif menyelidiki insiden ini,” kata juru bicara Spotify, seraya menambahkan bahwa perusahaan belum merinci langkah hukum lanjutan yang akan diambil.
Dampak penuh dari kasus pembajakan Spotify ini dinilai masih belum sepenuhnya terlihat, baik bagi industri musik global maupun ekosistem kreator digital.






