Tren

Rafinha: “Perasaan Saya Campur Aduk” Usai PSIM Pensiunkan Nomor 91 dan Hengkang ke PSIS

PSIM Yogyakarta resmi memensiunkan nomor punggung 91 milik striker Rafael de Sa Rodrigues, yang akrab disapa Rafinha, setelah sang pemain memutuskan hengkang ke PSIS Semarang. Keputusan ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusi Rafinha yang krusial dalam mengantarkan Laskar Mataram kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah 18 tahun lamanya.

Pengumuman pemensiunan nomor punggung tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi PSIM pada Selasa (30/12). “Nomor punggung dipensiunkan, warisan tetap hidup. PSIM Jogja mengumumkan bahwa nomor punggung 91 dipensiunkan secara permanen untuk menghormati Rafael de Sa Rodrigues,” tulis manajemen PSIM.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Striker berusia 33 tahun asal Brasil itu memang memiliki peran vital di musim sebelumnya. Ia berhasil mengemas 20 gol dari 22 pertandingan di Liga 1 Indonesia, sebuah torehan yang mengantarkan PSIM meraih gelar juara dan promosi ke Super League.

Salah satu gol pentingnya tercipta ke gawang Bhayangkara Presisi FC dalam kemenangan 2-1 pada laga final Liga 2 yang digelar di Stadion Manahan, Solo.

Namun, penampilan impresif Rafinha tidak berlanjut di Super League musim ini. Dari 15 pertandingan yang telah dimainkan Laskar Mataram, Rafinha hanya tampil tiga kali, dan tidak pernah sebagai pemain starter.

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, lebih memercayakan posisi striker utama kepada Nermin Haljeta. Haljeta sendiri telah menunjukkan performa apik dengan mencetak empat gol dan tiga assist sejauh ini.

Situasi tersebut mendorong Rafinha untuk mencari menit bermain lebih banyak, sehingga ia memilih bergabung dengan PSIS Semarang yang kini berkompetisi di Liga 2 atau Championship.

Tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu sedang berjuang di papan bawah, menempati juru kunci Grup B dengan koleksi lima poin dari 13 pertandingan.

Manajer PSIM, Razzi Taruna, menjelaskan proses kepindahan tersebut. “Kami berdiskusi untuk mencari solusi terbaik bersama-sama. Akhirnya, kami sepakat melepas Rafa (nama panggilan Rafael De Sa Rodrigues) ke PSIS Semarang,” ungkap Razzi.

Rafinha sendiri mengaku berat meninggalkan Yogyakarta. Ia memiliki ikatan emosional yang mendalam dengan tim, suporter Laskar Mataram, dan Kota Jogja. “Saya rasa, saya tidak akan pernah merasakan momen seperti ini lagi. Perasaan saya sekarang campur aduk, antara sedih dan senang,” kata Rafinha.

Meski harus berpisah, Rafinha tetap memberikan dukungan penuh kepada mantan rekan-rekannya. Ia berharap PSIM dapat terus konsisten berprestasi di papan atas Super League.

Saat ini, PSIM menduduki posisi kelima dengan 24 poin, menjadi tim promosi dengan penampilan terbaik. Bandingkan dengan Bhayangkara Presisi Lampung FC di posisi 10 dan Persijap Jepara yang berada di zona degradasi (posisi 17).

“Tetaplah berjuang untuk klub ini. Saya berharap semua pemain bekerja keras dan pantang menyerah,” tutup Rafinha.

Mureks