Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap lebih dari 70 target kelompok radikal Islamic State (ISIS) di Suriah pada Jumat (19/12) sebagai balasan atas tewasnya tiga warganya. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyatakan tidak mengesampingkan kemungkinan tindakan militer terhadap Venezuela, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Moskow tidak akan menyerang siapa pun jika diperlakukan dengan hormat.
AS Bombardir 70 Target ISIS di Suriah Balas Kematian 3 Warga
Amerika Serikat (AS) membombardir lebih dari 70 target kelompok radikal Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah pada Jumat (19/12) waktu setempat. Gempuran ini merupakan balasan atas serangan yang menewaskan tiga warga AS, termasuk dua tentara, di Suriah akhir pekan lalu.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Otoritas Washington menyebut seorang pria bersenjata dari ISIS bertindak sendirian mendalangi serangan pada 13 Desember lalu di area Palmyra. Wilayah tersebut merupakan rumah bagi reruntuhan kuno yang terdaftar di UNESCO dan pernah dikuasai para petempur jihadis. Serangan itu menewaskan dua tentara AS dan satu warga sipil AS.
Komando Pusat AS (CENTCOM), seperti dilansir AFP pada Sabtu (20/12/2025), menyatakan bahwa sebagai respons, AS telah “menyerang lebih dari 70 target di berbagai lokasi di wilayah Suriah bagian tengah dengan jet tempur, helikopter serbu, dan artileri.” Presiden Donald Trump menyebut tindakan ini sebagai “pembalasan sangat serius” terhadap ISIS, dan memperingatkan siapa pun yang menyerang atau mengancam AS, akan dihantam lebih keras.
Trump Tak Kesampingkan Perang dengan Venezuela
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membiarkan kemungkinan tetap terbuka untuk perang melawan Venezuela. Trump mengatakan bahwa Washington tidak mengesampingkan kemungkinan tindakan militer terhadap Caracas.
Ketegangan antara Trump dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro mencapai titik kritis beberapa waktu terakhir. Presiden AS itu sebelumnya membahas soal kehadiran angkatan laut besar-besaran yang mengepung Caracas dan memerintahkan blokade total terhadap kapal tanker minyak di negara tersebut.
Saat ditanya dalam wawancara dengan media terkemuka AS, NBC News, soal potensi terjadinya perang dengan Venezuela, Trump mengatakan, “Saya tidak mengesampingkannya, tidak.” Pernyataan ini dilansir AFP dan Anadolu Agency pada Sabtu (20/12/2025).
Presiden Brasil Tawarkan Diri Jadi Mediator Trump-Maduro
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menawarkan diri untuk menjadi mediator antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela yang bersitegang beberapa waktu terakhir. Lula da Silva mengatakan dirinya bersedia menjadi mediator demi “menghindari konflik bersenjata” antara Washington dan Caracas.
Lula da Silva, salah satu pemimpin paling berpengaruh di Amerika Latin, menyatakan kepada wartawan bahwa Brasil “sangat khawatir” tentang krisis yang semakin meningkat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Tokoh sayap kiri berusia 80 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya telah memberitahu Trump jika “masalah tidak akan terselesaikan dengan baku tembak, bahwa lebih baik duduk bersama untuk mencari solusi.” Pernyataan ini dilansir AFP pada Sabtu (20/12/2025).
Pilot Meksiko Kunci Diri di Kokpit Protes Gaji Tak Dibayar
Seorang pilot di Mexico City, ibu kota Meksiko, menolak untuk lepas landas dan mengunci diri di dalam kokpit pesawat. Aksi tersebut dilakukan pilot pesawat penumpang itu sebagai bentuk protes atas gajinya yang belum dibayarkan selama berbulan-bulan.
Insiden ini terjadi di Bandara International Benito Juarez, Mexico City, pada Jumat (19/12) waktu setempat, seperti dilansir AFP pada Sabtu (20/12/2025). Pilot penerbangan komersial itu sudah berada di dalam kokpit dan menolak untuk lepas landas. Ia justru berbicara, melalui saluran komunikasi di dalam kabin, kepada puluhan penumpang yang sudah duduk di dalam pesawat yang seharusnya dia terbangkan.
Putin Tegaskan Rusia Tak Akan Serang Siapa Pun Jika Dihormati
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Moskow tidak akan menyerang siapa pun jika diperlakukan dengan hormat. Ia juga menyatakan bahwa bola kini berada di tangan Barat dan Ukraina dalam pembahasan untuk mengakhiri perang.
Putin membantah telah mengulur-ulur pembicaraan penyelesaian konflik dan menolak proposal perdamaian. Ia justru mengatakan bahwa bola kini berada di tangan Barat dan Ukraina dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers akhir tahun pada Jumat (19/12) waktu setempat.
Konferensi pers akhir tahun yang digelar pada Jumat (19/12) merupakan tradisi tahunan yang sudah berlangsung selama 25 tahun pemerintahan Putin. Acara ini disiarkan televisi Rusia selama 4,5 jam, dengan Putin menjawab berbagai pertanyaan dari pers dan lewat panggilan telepon dari 12 zona waktu berbeda di Rusia.






