Uni Eropa (UE) akhirnya menyepakati pemberian pinjaman militer dan anggaran sebesar €90 miliar, atau sekitar Rp 1.768 triliun, kepada Ukraina untuk periode dua tahun ke depan, yakni 2026 hingga 2027. Keputusan ini dicapai setelah perundingan maraton semalam suntuk dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada Sabtu, 20 Desember 2025.
Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, mengumumkan kesepakatan tersebut melalui platform X. Pinjaman tanpa bunga ini akan dijamin oleh anggaran bersama Uni Eropa, bukan dari aset Rusia yang dibekukan di Eropa.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dukungan Krusial untuk Pertahanan Ukraina
Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut keputusan Dewan Eropa ini sebagai “pesan yang menentukan bagi berakhirnya perang.” Menurutnya, pinjaman ini cukup untuk menutupi kebutuhan militer dan anggaran Ukraina selama dua tahun ke depan.
“Presiden Rusia Vladimir Putin hanya akan membuat kompromi ketika ia menyadari bahwa perangnya tidak akan membuahkan hasil,” ujar Merz dalam pernyataannya. Ia juga menambahkan, “Jika Rusia tidak membayar reparasi, maka sesuai dengan hukum internasional, kami akan memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan untuk melunasi pinjaman tersebut.”
Senada, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan kesepakatan pendanaan ini sebagai “kemajuan besar.” Ia menilai pemberian kredit tanpa bunga kepada Ukraina, yang hanya dapat ditagih kembali jika Rusia membayar reparasi, adalah “cara paling realistis dan praktis” untuk mendanai Ukraina dan upaya perangnya.
Macron juga mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut mencakup mekanisme perlindungan bagi tiga negara anggota, yaitu Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko, dari potensi dampak keuangan. Ia percaya akan “berguna” bagi Eropa untuk kembali menjalin dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin “dalam beberapa minggu ke depan.”
“Saya percaya bahwa demi kepentingan kita sebagai orang Eropa dan Ukraina, kita perlu menemukan kerangka yang tepat untuk kembali membuka diskusi ini,” tegas Macron.
Zelenskyy Sambut Baik, Orban Kritik Keras
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut hangat keputusan Uni Eropa ini. Ia menyatakan, “Ini adalah dukungan signifikan yang benar-benar memperkuat ketahanan kami.”
Meskipun blok tersebut belum menyepakati penggunaan aset Rusia yang dibekukan, Zelenskyy menekankan, “Penting bahwa aset Rusia tetap diimobilisasi dan bahwa Ukraina telah menerima jaminan keamanan finansial untuk tahun-tahun mendatang.”
Namun, keputusan ini menuai kritik dari Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang dikenal sebagai salah satu sekutu terdekat Rusia di Eropa. “Itu uang yang hilang,” kata Orban. Ia menambahkan, “Kabar baiknya adalah kami tidak ikut terlibat.”
Hungaria, bersama Slovakia dan Republik Ceko, memang diberikan pengecualian dari komitmen pinjaman tersebut agar tidak memblokir keputusan, mengingat setiap keputusan terkait penggunaan keuangan Uni Eropa memerlukan suara bulat dari seluruh 27 negara anggota.
UE Hindari “Kekacauan” dengan Tidak Sentuh Aset Rusia
Para pemimpin UE memilih untuk menghindari “kekacauan dan perpecahan” dengan memberikan pinjaman melalui peminjaman dana, alih-alih menggunakan aset Rusia yang dibekukan. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Belgia Bart De Wever pada Jumat dini hari.
“Kami tetap bersatu,” kata De Wever.
Rencana penggunaan aset negara Rusia yang dibekukan di UE telah menjadi perdebatan sengit. Sebanyak €210 miliar atau sekitar Rp 4.126 triliun aset bank sentral Rusia saat ini masih dibekukan di Uni Eropa. Sebagian besar aset tersebut disimpan di Belgia oleh perusahaan berbasis di Brussels, Euroclear. Belgia sendiri sangat menentang langkah penggunaan aset beku tersebut karena khawatir akan risiko hukum dan keuangan.
Utusan khusus Rusia untuk investasi dan kerja sama ekonomi, Kirill Dmitriev, justru menyambut baik keputusan Uni Eropa untuk tidak menggunakan aset Rusia yang dibekukan. Melalui unggahan di X, Dmitriev menyebut kegagalan mencapai kesepakatan soal aset beku tersebut sebagai “pukulan besar bagi para pengobar perang UE yang dipimpin oleh Ursula von der Leyen yang gagal.”
Ia menambahkan bahwa “suara-suara kewarasan di UE telah memblokir penggunaan illegal cadangan Rusia untuk mendanai Ukraina.”
Meskipun demikian, Uni Eropa tetap menyepakati pembiayaan pinjaman €90 miliar untuk Ukraina, dengan jaminan dari anggaran Uni Eropa, menegaskan komitmennya terhadap Kiev di tengah invasi Rusia yang dimulai Februari 2022.






