Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang digagas BPJS Kesehatan terbukti menjadi garda terdepan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berjuang melawan penyakit kronis, khususnya Diabetes Melitus (DM). Di Banyuwangi, program ini tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga merajut dukungan emosional dan praktis melalui komunitas Prolanis.
Dukungan Moral dan Praktis dari Komunitas
Asmawiyah (57), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) asal Banyuwangi, merasakan manfaat nyata dari program ini sejak didiagnosis DM pada tahun 2022. Aktif dalam Grup Prolanis di Puskesmas Sobo, ia mengaku mendapatkan lebih dari sekadar pemeriksaan kesehatan.
“Saya merasa senang sekali mendapatkan dukungan dari Prolanis. Di sini, kami tidak hanya mendapatkan fasilitas pemeriksaan, tapi yang paling berharga adalah dukungan moral. Sesama penderita DM, kami sering curhat, sering sharing menu makanan, jenis olahraga yang aman, serta saling mendukung dan mengingatkan batasan makanan. Yang tidak boleh dimakan, ya tidak dilanggar,” ujar Asmawiyah, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/12/2025).
Pemeriksaan Berkala dan Edukasi Kesehatan
Asmawiyah menambahkan bahwa pemeriksaan rutin minimal enam bulan sekali yang difasilitasi Prolanis sangat krusial untuk memantau kondisi kesehatan secara berkala bagi peserta JKN. Di Puskesmas Sobo, kegiatan Prolanis tidak berhenti pada pemeriksaan medis.
Setiap bulan, para peserta juga diajak mengikuti senam kesehatan yang dilanjutkan dengan sesi penyuluhan oleh dokter. Materi yang disampaikan selalu relevan dengan kondisi kesehatan para penderita DM.
“Di sini kami saling mengingatkan untuk mengurangi gula, dan rutin minum obat tepat waktu. Kunci untuk hidup sehat dan panjang umur bagi penderita DM adalah disiplin, dan Prolanis menciptakan lingkungan yang disiplin itu,” tambahnya.
Pesan Optimistis untuk Penderita DM
Asmawiyah tak lupa mengajak penderita DM lain yang belum bergabung dengan Prolanis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) masing-masing untuk segera mendaftar. Ia menekankan pentingnya untuk tidak menghentikan pengobatan secara mandiri, meskipun merasa kondisi membaik.
“Itu harus disadari, minum obat harus rutin, dosisnya mungkin berubah-ubah sesuai anjuran dokter, tapi jangan sampai berhenti sendiri. Bila ingin sehat, ingin panjang umur, ikutlah Prolanis. Kita di sini banyak teman, bisa bertukar pikiran, bertukar cerita, dan kita banyak tahu tentang penyakit DM itu sendiri,” tegasnya.
Asmawiyah menutup ceritanya dengan pesan optimistis. Ia meyakini bahwa semakin sering penderita penyakit kronis berkumpul dan berdiskusi, pemahaman mereka akan penyakit akan meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepatuhan pengobatan.
“Semakin sering kumpul di Prolanis, insyaallah kita sehat bersama. Program JKN tidak hanya membayar biaya pengobatan, tapi juga membangun komunitas sehat untuk kami,” tutupnya.






