Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kini memprioritaskan pendekatan humanis dalam pengamanan aksi massa. Perubahan fokus ini disampaikan oleh Asisten Utama Bidang Operasi (Astamaops) Kapolri, Komjen Pol. Mohammad Fadil Imran, dalam Rilis Akhir Tahun 2025 di Gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12).
Fadil Imran secara terbuka mengakui adanya kritik dari masyarakat terkait penanganan aksi massa pada akhir Agustus 2025. “Polri secara sadar dan terbuka mengakui adanya kritik publik terkait penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan lemahnya fungsi negosiasi di lapangan,” ujarnya.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Kritik tersebut, lanjut Fadil, menjadi momentum penting bagi Polri untuk mereformasi pola pengamanan. Dari sebelumnya berbasis dominasi dan eskalasi, kini bergeser ke pendekatan dialog dan deeskalasi. Dokumen kebijakan terbaru Polri menggarisbawahi tiga pilar utama dalam pengamanan aksi massa:
- Dialogis hukum
- Proporsionalitas kekuatan
- Integritas serta legitimasi
“Semua ini ditujukan untuk memastikan akuntabilitas institusi dan sentuhan humanisme di lapangan karena keamanan publik tidak bisa dibangun hanya dengan kekuatan, tapi dengan kepercayaan,” tegas Fadil.
Pergeseran Paradigma Pengamanan Aksi Massa
Sejalan dengan pilar-pilar tersebut, Polri juga menggeser paradigma pengamanan aksi massa. Dari pendekatan crowd control yang cenderung represif, kini menuju crowd management, hingga mencapai paradigma ideal berupa mutual respect. Dalam paradigma ini, polisi hadir sebagai mitra publik, dan masyarakat diharapkan menghormati kehadiran polisi karena merasakan niat baik serta orientasi solusi.
“Pengamanan aksi tidak boleh lagi dilihat dari jumlah pasukan, tetapi dari kualitas interaksi antara polisi dan masyarakat. Inilah pendekatan yang lebih manusiawi dan berorientasi ke depan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyampaikan rasa syukurnya atas kemampuan Indonesia melewati “Agustus kelabu” dengan baik. “Alhamdulillah, kita semua Indonesia mampu melewati seluruh tantangan tersebut sehingga peristiwa yang terjadi dapat segera kita atasi dan dampak serius yang terjadi bisa kita mitigasi sehingga tidak terjadi seperti di negara-negara lain,” ucap Kapolri.
Kapolri juga mengapresiasi kerja keras seluruh anggota kepolisian, dukungan dari pemangku kepentingan terkait, dan seluruh elemen masyarakat yang telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). “Sehingga stabilitas kamtibmas kita dapat terjaga dengan baik, kondisi keamanan bisa kita pulihkan, dan masyarakat bisa beraktivitas kembali dengan normal,” pungkasnya.






