Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, atau akrab disapa Ara, mengumumkan kesiapan pembangunan 2.603 unit hunian tetap bagi korban bencana di Sumatera. Pembangunan ini akan menyasar wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Ara menjelaskan bahwa anggaran untuk pembangunan ribuan unit rumah ini tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana tersebut sepenuhnya bersumber dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan kontribusi pribadi Maruarar Sirait.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Per hari ini sudah ada kesiapan untuk membangun rumah bagi saudara-saudara kita di Sumatera Barat, di Sumatera Utara, dan Aceh sebesar 2.603 unit,” ujar Ara di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Ara usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri (RTM) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno. Ia merinci sumber pendanaan tersebut.
“Uangnya non-APBN 2.603 rumah. Dari Yayasan Buddha Tzu Chi 2.500, dari saya pribadi 103,” sambungnya.
Meskipun penanganan bencana di Sumatera masih dalam tahap tanggap darurat, Ara menegaskan bahwa pihaknya telah memulai persiapan untuk pembangunan hunian permanen bagi masyarakat terdampak. Ia menekankan bahwa hunian yang akan dibangun bersifat tetap, bukan sementara.
“Jadi mohon doanya kepada rakyat Indonesia, kita mulai bulan ini untuk membangun hunian tetap bagi saudara-saudara kita yang terkena bencana di Sumatera Barat, di Aceh, dan Sumatera Utara,” imbuhnya.
Untuk memastikan kelancaran proses pembangunan, Ara mengusulkan kepada Menko Pratikno agar segera diadakan rapat koordinasi dengan melibatkan para penegak hukum. Rapat ini bertujuan untuk mengonsultasikan berbagai persoalan hukum yang mungkin timbul terkait penggunaan lahan untuk hunian tetap korban bencana.
“Kita berkoordinasi sesuai arahan Presiden. Jangan sampai aturan-aturan itu menghambat negara untuk membantu rakyat,” tegas Ara, menggarisbawahi pentingnya sinergi agar bantuan dapat tersalurkan tanpa hambatan regulasi.






