Berita

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni: Relokasi Warga Tesso Nilo Beri Kepastian Hukum, Bukan Permusuhan

Advertisement

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni secara resmi memulai proses relokasi warga yang bermukim di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, pada Sabtu (20/12/2025). Langkah ini merupakan bagian dari upaya penataan kawasan dan pemulihan ekosistem hutan konservasi yang dilakukan melalui pendekatan persuasif dan dialog.

“Hari ini saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama pada masyarakat Desa Bagan Limau, bapak ibu adalah uswah hasanah adalah contoh teladan, dimana dialog sebagai rekonsiliasi, sebagai upaya menjadi win win solusion, kemenangan bersama. Atas kebesaran hati bapak ibu sekalian dapat terselesaikan,” kata Raja Juli dalam keterangannya.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Raja Juli menegaskan bahwa pemindahan masyarakat dari wilayah Taman Nasional ini bukanlah bentuk permusuhan. Sebaliknya, proses ini justru bertujuan untuk memberikan kepastian hukum atas hak masyarakat secara pasti melalui cara yang damai dan dialogis.

“Ini bukan hari tanda permusuhan karena bapak ibu sekalian digusur dari Taman Nasional, tapi hari bahagia karena dengan cara damai, persuasif, dialog bersama bapak ibu sudah memiliki kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional Tesso Nilo. Saat ini masih dalam bentuk SK Hutan Kemasyarakatan karena awalnya relokasi PBPH HTI, supaya prosesnya cepat saya pakai Hkm,” ujarnya.

Relokasi 228 KK ke Lahan Pengganti

Sebanyak 228 kepala keluarga (KK) direlokasi ke kawasan perhutanan sosial dengan total luasan mencapai 635,83 hektare. Relokasi ini menyasar wilayah Desa Bagan Limau, Kabupaten Pelalawan, dengan target penataan kawasan seluas 2.569 hektare.

Sebagai lahan pengganti, pemerintah telah menyiapkan dua area utama. Pertama, kawasan eks PT PSJ di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan, seluas 234,51 hektare. Kedua, kawasan eks PTPN di Desa Batu Rizal, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Desa Pesikaian, Kabupaten Kuantan Singingi, dengan total luasan 647,61 hektare.

Kelompok masyarakat penerima Surat Keputusan (SK) Hijau di kawasan eks PT PSJ adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Gondai Prima Sejahtera, yang terdiri dari 47 KK. Sementara itu, di kawasan eks PTPN, penerima SK Hijau meliputi KTH Mitra Jaya Lestari sebanyak 109 KK dan KTH Mitra Jaya Mandiri sebanyak 72 KK.

Menteri Kehutanan menjelaskan bahwa saat ini masyarakat diberikan SK Hutan Kemasyarakatan di bawah Kementerian Kehutanan. Nantinya, dalam proses yang berjalan, masyarakat akan mendapatkan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di bawah Kementerian ATR/BPN.

Advertisement

“Kita jadi TORA, sehingga bapak ibu, punya sertifikat yang akan dipastikan pemberiannya oleh Wamen ATR/BPN,” tuturnya.

Raja Juli berharap masyarakat lain dapat mengikuti teladan dari Desa Bagan Limau. “Karena bapak ibu adalah teladan berharap pada masyarakat lain dapat mengikuti teladan dari desa ini. Ini adalah simbol rekonsiliasi, simbol kehadiran negara, tidak dengan kekerasan tapi menjadi kemenangan bersama. Taman Nasional kita jadi rumah yang aman dan nyaman bagi gajah Domang dan kawan-kawan, tapi pada saat yang sama masyarakat punya kepastian hukum,” sambungnya.

Restorasi Ekosistem dan Penanaman Bibit

Dalam kesempatan yang sama, Raja Juli juga melakukan penumbangan pohon sawit secara simbolis. Aksi ini menandai dimulainya pemulihan kawasan dan dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon Kulim sebagai bagian dari restorasi ekosistem Taman Nasional Tesso Nilo.

“Kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit, bukan berarti ada permusuhan pada masyarakat, tapi kita kembalikan Taman Nasional pada fungsinya sebagai Taman Nasional konservasi,” ujarnya.

Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Kementerian Kehutanan mengalokasikan sekitar 74 ribu bibit pohon untuk seluruh kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Bibit tersebut terdiri dari Mahoni (30 ribu batang), Trembesi (15 ribu batang), Sengon (15 ribu batang), Jengkol (9 ribu batang), dan Kaliandra (5 ribu batang).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Plt Gubernur Riau SF Hariyanto, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, Pangdam XIX Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo, Kajati Riau Sutikno, serta Wakil Menteri ATR Ossy Dermawan.

Advertisement