Perjalanan jarak jauh menggunakan sepeda motor listrik kerap dipandang sebelah mata. Namun, bagi Ruspan, seorang warga Lampung, rute Jakarta–Lampung pulang pergi bukan lagi hal yang mustahil. Ia telah membuktikan bahwa dengan perencanaan matang dan gaya berkendara yang tepat, motor listrik mampu menaklukkan perjalanan lintas provinsi.
Ruspan, bersama istrinya, telah beralih sepenuhnya ke motor listrik sejak Desember 2023. Kini, setelah dua tahun, tidak ada lagi motor berbahan bakar bensin di kediamannya. “Kalau motor bensin sudah enggak ada sama sekali. Di rumah sekarang ada empat motor listrik,” ujar Ruspan kepada kumparan, Jumat (26/12/2025), saat mengisi daya motornya di Unit Layanan Pengaduan (ULP) PLN Sribhawono, Lampung.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Sebelumnya, Ruspan menggunakan Honda Vario sebagai kendaraan harian. Namun, perbedaan biaya operasional menjadi alasan utama keputusannya beralih ke motor listrik, khususnya Polytron Fox R. Ia membandingkan pengeluaran untuk perjalanan pulang-pergi Bandar Lampung.
“Kalau pakai Vario, bolak-balik Bandar Lampung itu habis sekitar Rp 50 ribu (belum termasuk penyeberangan menggunakan kapal feri). Pakai motor listrik, bisa cuma sekitar Rp 8 ribu,” jelas pria yang juga aktif di komunitas Polytron Electric Vehicle Rider (PEVR) ini.
Strategi Perjalanan Lintas Provinsi
Ruspan telah dua kali menempuh rute Jakarta–Lampung, bukan untuk pekerjaan, melainkan untuk mengunjungi keluarga. Menurutnya, kunci utama dalam perjalanan jauh dengan motor listrik bukanlah kecepatan, melainkan pengaturan ritme berkendara. “Solusinya ya cara pakai kita. Sama kayak motor bensin, kalau ngebut terus pasti boros. Motor listrik juga gitu, jalannya santai saja,” ucapnya.
Untuk rute Jakarta–Lampung, Ruspan mencatat perlu empat kali pengisian daya, termasuk pengisian di rumah sebelum keberangkatan. Titik pengecasan dilakukan secara bertahap, tanpa menunggu baterai benar-benar habis. Ini adalah strategi penting untuk menjaga keamanan dan kelancaran perjalanan.
“Ngecas itu nggak harus sampai 100 persen. Yang penting kita tahu titik berikutnya, jadi aman. Kalau dari Lampung pertama di rumah, kemudian ULP Sribhawono, lanjut di Bakauheni atau Merak, terus lanjut di Cilegon atau Serang supaya bisa sampai Jakarta,” terangnya.
Ia juga selalu membawa perangkat fast charging aftermarket sendiri. Dengan alat ini, waktu pengisian daya dapat dimanfaatkan untuk beristirahat. “Biasanya sekitar satu jam, satu jam lebih dikit. Sambil istirahat, sambil ngecas,” katanya.
Efisiensi Biaya dan Perencanaan Matang
Dari sisi biaya, Ruspan merasakan perbedaan pengeluaran yang signifikan. Untuk sekali pengisian di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), biaya yang dikeluarkan berkisar Rp 10 ribuan. Sementara itu, pengisian di rumah jauh lebih murah.
“Kalau di rumah sekitar Rp 6 ribuan. Kalau bolak-balik Jakarta–Lampung kemarin totalnya sekitar Rp 44 ribu,” ujarnya, menyoroti efisiensi biaya yang didapat dari penggunaan motor listrik.
Ruspan menekankan pentingnya perencanaan matang untuk perjalanan jauh dengan motor listrik, terutama terkait jarak dan titik pengisian daya. “Harus direncanain. Kita harus tahu titik pengecasan, jarak antar pengecasan itu harus jelas. Kira-kira waktu perjalanannya kurang lebih 13 jam termasuk nyeberang dan ngecas,” tegasnya.
Pengalaman Ruspan ini membuktikan bahwa motor listrik seperti Polytron Fox R tidak hanya cocok untuk mobilitas harian, tetapi juga sanggup digunakan untuk perjalanan lintas provinsi. Syaratnya, pengguna harus memahami karakter kendaraan dan tidak memaksakan diri. “Intinya dinikmati saja. Kalau sudah tahu batas baterai dan daya tempuhnya, jalannya tenang,” pungkasnya.
Sebagai bukti keandalan motor listriknya, odometer Polytron Fox R milik Ruspan telah menunjukkan angka 22.000 kilometer, terhitung sejak pembelian pada Desember 2023 hingga Desember 2025.






