Tren

Mata Tajam Penjaga Pantai Parangtritis: Melawan Arus Balik Demi Keselamatan Ribuan Wisatawan

YOGYAKARTA – Suara peluit nyaring memecah riuh ratusan wisatawan yang asyik bermain air di bibir Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (30/12/2025) sore. Dari atas pos pantau setinggi dua setengah meter, seorang pria berkaus oranye meniup peluit sekuat tenaga, menatap tajam kerumunan yang mendekati zona bahaya.

Isyarat peluit itu ditujukan agar para wisatawan segera mundur dari area rawan. Pria tersebut adalah Afif Nur Cahyana, anggota Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah Operasi III, yang bertugas sebagai relawan penyelamatan di kawasan pantai Parangtritis.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“Diperingatin dua kali, tiga kali. Kalau masih susah, ditungguin, kita turun, Mas,” ujar Afif, 20 tahun, sembari mempersilakan tim Antara menaiki pos pantau berbahan kayu sederhana itu.

Afif kemudian menunjuk area pantai yang tampak berbeda: lebih gelap dan tak jauh dari bibir pantai. Ombak yang melewati area itu terlihat tenang tanpa buih, sebuah kondisi yang justru menyimpan bahaya.

“Air yang tenang itu justru palung. Orang awam lihatnya aman, padahal dalem. Di situ arus balik bisa narik orang ke tengah,” jelasnya, dengan mata tetap fokus mengawasi wisatawan. Menurut Afif, ombak yang jinak di titik tersebut menandakan adanya palung, bagian laut yang lebih dalam dan kerap menjadi lokasi munculnya arus balik (rip current) yang bisa menyeret orang ke tengah laut.

Untuk alasan itulah, pos pantau didirikan persis menghadap kawasan rawan tersebut. Afif tidak sendirian, ia ditemani relawan lain, Irfan Tirta (23). Keduanya bersiaga di pos berkonstruksi kayu sederhana itu sejak pukul 08.00 WIB.

Pos pantau yang lebarnya sekitar satu meter lebih sedikit itu cukup untuk memuat dua hingga tiga orang dalam posisi duduk berdampingan. Selain peluit, mereka juga dibekali pelampung, ATV, dan papan selancar sebagai alat bantu penyelamatan.

Momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 membuat Afif dan Irfan harus memompa fokus ekstra. Jumlah wisatawan yang datang jauh lebih ramai dibandingkan hari biasa, menuntut kewaspadaan tinggi dari para penjaga pantai ini. Layaknya Afif, Irfan pun tak pernah benar-benar melepaskan pandangan dari laut, meski sesekali terlibat obrolan ringan dan candaan kecil.

Mureks