Upaya pencarian tiga korban bencana tanah longsor di Kampung Condong, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga kini masih belum membuahkan hasil. Proses evakuasi dihadapkan pada medan yang sulit dan kondisi tanah yang labil.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Beni Sonjaya, mengatakan tim gabungan masih terus berusaha menemukan korban meski menghadapi hambatan signifikan di lapangan. Salah satu kendala terbesar adalah alat berat jenis ekskavator yang sempat ambles saat diterjunkan ke lokasi.
“Belum ditemukan. Medannya sulit. Alat berat juga ambles, beko sempat marebes (terperosok). Sekarang sebagian tim fokus mencari korban, sebagian lagi mengangkat alat berat,” kata Beni dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (8/12/2025).
Meskipun menghadapi kendala teknis tersebut, operasi pencarian tetap dilanjutkan dengan pembagian tugas di antara personel. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi sekaligus menormalkan akses alat berat.
Terkait dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Beni memastikan bantuan telah disalurkan ke Kabupaten Bandung. Bantuan tersebut mencakup kebutuhan logistik, sembako, pengiriman alat berat, hingga operasional dapur umum bagi warga terdampak.
“Ada bantuan, sembako, logistik, alat berat, dan dapur umum dari provinsi sudah ada,” ujarnya.
Beni menegaskan, penetapan status siaga bencana tidak semata bergantung pada keputusan pemerintah provinsi. Pemerintah daerah, kata dia, tetap memiliki kewenangan untuk menetapkan status darurat jika kondisi di lapangan sudah mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
“Kalau kondisinya sudah genting ekonomi terganggu, ada pengungsian maka itu jadi dasar penetapan. Pemkab tetap menetapkan status jika kehidupan dan penghidupan warga sudah terganggu,” ucap Beni.
Hingga kini, BPBD bersama TNI, Polri, relawan, dan masyarakat terus melanjutkan operasi pencarian. Mereka juga terus memantau potensi longsor susulan mengingat kondisi cuaca yang masih fluktuatif.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Lana Saria, mengingatkan tim gabungan pencarian dan pertolongan (SAR) agar mengutamakan keselamatan personel. Petugas diminta menghentikan pencarian saat hujan deras maupun sesaat setelahnya karena lereng di sekitar lokasi masih berpotensi longsor.
Untuk rumah-rumah warga yang rusak berat akibat tertimbun material longsor, Badan Geologi merekomendasikan relokasi permanen ke wilayah yang dinilai aman dari ancaman gerakan tanah. Selain itu, pemerintah daerah didorong untuk memasang rambu-rambu peringatan rawan longsor dan menyiapkan jalur evakuasi di sekitar lokasi terdampak.
“Patuhi seluruh arahan petugas dan lakukan pemantauan rutin agar potensi gerakan tanah dapat terdeteksi lebih dini,” kata Lana.
Sebelumnya, bencana longsor terjadi di Kecamatan Arjasari pada Jumat (5/12/2025) sore. Longsor tersebut mengakibatkan empat rumah rusak dan lima keluarga terdampak berat, serta sekitar 100 rumah terancam. Dalam insiden tersebut, empat orang menjadi korban. Satu korban atas nama Ramdan (15) berhasil selamat dan menderita luka di bagian kepala, serta telah mendapatkan perawatan medis dari Rumah Sakit Welas Asih. Sementara, tiga korban lainnya, Aisyah (70), Citra (19), dan Alfa (15), hingga kini masih dalam pencarian.






