Tren

Liverpool Pecat Pelatih Bola Mati Aaron Briggs Setelah Statistik Kebobolan Terburuk di Liga Inggris

LONDON, INGGRIS – Liverpool resmi mengumumkan perpisahan dengan pelatih spesialis bola mati, Aaron Briggs. Keputusan ini diambil menyusul performa buruk The Reds dalam menghadapi dan memanfaatkan situasi bola mati sepanjang gelaran Liga Inggris musim ini. Pengumuman tersebut disampaikan klub pada Selasa (3/12) waktu setempat.

Performa Liverpool dalam situasi bola mati memang menjadi sorotan tajam. Gol Santiago Bueno untuk Wolverhampton Wanderers pada Sabtu lalu menjadi catatan yang memperburuk statistik tim. Gol tersebut merupakan kebobolan ke-12 Liverpool dari situasi sepak pojok, tendangan bebas, atau lemparan ke dalam dari total 18 pertandingan liga musim ini. Fakta mencengangkan, tidak ada satu pun tim di lima liga top Eropa yang kebobolan lebih banyak dari situasi bola mati dibandingkan Liverpool.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Ironisnya, di sisi lain, tim asuhan Arne Slot juga minim produktivitas dari area ini. Liverpool baru mencetak tiga gol dari bola mati sepanjang musim, menjadikan kontribusi area ini sebagai salah satu titik lemah paling mencolok yang harus segera dibenahi.

Briggs, yang sebelumnya merupakan analis Manchester City, diangkat sebagai pelatih bola mati khusus pada September lalu. Ia dikabarkan mencapai kesepakatan bersama klub terkait kepergiannya dari Anfield. “Bergabung dengan klub pada Juli 2024, awalnya sebagai pelatih pengembangan individu, Briggs turut berkontribusi dalam kesuksesan gelar Liga Inggris musim lalu sebagai bagian dari staf kepelatihan Arne Slot,” demikian pernyataan resmi Liverpool.

Klub menambahkan, “Ia meninggalkan klub dengan apresiasi dan doa terbaik dari seluruh elemen klub.”

Statistik Buruk Jadi Sorotan Utama

Data lebih lanjut menunjukkan betapa parahnya masalah bola mati Liverpool. Hanya West Ham United, yang kini berada di posisi ke-18, yang kebobolan lebih banyak dari sepak pojok dibandingkan Liverpool, yakni 10 gol, sementara The Reds sudah kebobolan tujuh kali dari situasi tersebut. Liverpool juga menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak bersama dari lemparan ke dalam (tiga gol), sejajar dengan Newcastle United.

Menurut catatan Opta, Liverpool rata-rata hanya mencetak 2,4 gol per 100 situasi bola mati, terendah kedua di Liga Inggris, hanya lebih baik dari Brentford. Sebaliknya, mereka kebobolan rata-rata 8,2 gol per 100 bola mati, angka yang hanya dilampaui Nottingham Forest yang kini berada di peringkat ke-17.

Statistik mengerikan ini membuat selisih gol bola mati Liverpool berada di angka minus sembilan—yang terburuk dalam sejarah mereka pada tahap mana pun di era Liga Inggris.

Pelatih kepala, Arne Slot, bahkan mengakui persoalan ini pekan lalu. “Mustahil finis empat atau lima besar dengan keseimbangan bola mati seperti ini, apalagi juara liga,” ujar Slot. Ia menambahkan, “Jika melihat statistik itu, Anda bisa mengatakan betapa spesialnya fakta bahwa kami masih memiliki poin sebanyak sekarang.”

Meski demikian, Liverpool saat ini masih bertengger di peringkat keempat klasemen Liga Inggris, tertinggal 10 poin dari pemuncak Arsenal. Mereka akan menghadapi laga Tahun Baru di Anfield melawan Leeds United yang tengah berjuang di papan bawah.

Mureks