Momen perjalanan liburan yang seharusnya penuh suka cita dapat seketika berubah menjadi kekhawatiran saat mobil tiba-tiba mogok di tengah jalan. Kondisi darurat ini menuntut respons cepat dan tepat dari pengemudi untuk memastikan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Instruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, menekankan pentingnya ketenangan dan langkah-langkah prosedural saat menghadapi situasi tersebut. “Kalau saat kita sedang mengemudi, terus ada indikasi mobil mogok tiba-tiba, bisa karena kelistrikan atau sistem mobil mendadak mati. Hal utama pengemudinya tidak boleh panik, segera hidupkan lampu hazard,” ujar Jusri kepada kumparan pada Rabu (24/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Prioritaskan Keselamatan: Menepi dan Pasang Segitiga Pengaman
Langkah pertama yang krusial adalah mengarahkan kendaraan ke tempat yang lebih aman. Apabila mesin mati, segera pindahkan posisi transmisi ke netral, baik untuk mobil matik maupun manual. Dengan posisi netral, mobil masih dapat melaju memanfaatkan sisa momentum kecepatan yang ada.
“Jika di jalan tol, netralkan persneling untuk memanfaatkan momentum. Arahkan ke bahu jalan atau tempat lebih aman. Ketika ke bahu jalan, lebih baik ke luar aspal, sampai rumput. Karena masih banyak pengguna jalan yang sering gunakan bahu jalan sebagai jalur overtake,” jelas Jusri.
Setelah berhasil menepi di titik yang aman, pemasangan segitiga pengaman menjadi wajib. Segitiga pengaman berfungsi sebagai penanda bagi pengendara lain untuk meningkatkan kewaspadaan. Jusri menyarankan penempatan yang strategis.
“Segera pasang segitiga pengaman di lajur bahu jalan. Khususnya ketika di tol pasang di jarak sekitar 50 meter, karena kecepatan rata-rata mobil di tol melaju di atas 80 km/jam,” tambahnya.
Jauhkan Diri dari Mobil dan Perhatikan Kondisi Khusus Tanjakan
Kecepatan kendaraan di ruas jalan tol yang tinggi, seringkali di atas 80 hingga 100 km/jam, membuat risiko kecelakaan susulan sangat besar. Oleh karena itu, tindakan paling aman bagi penumpang adalah menjauh dari mobil yang mogok.
“Kebanyakan penumpang itu justru ketika mobil mogok, mereka berkeliaran di daerah sekitar mobil. Mereka seharusnya menjauh dari situ, bukan tetap berdiri di situ,” tegas Jusri.
Selain di jalan tol, kondisi mogok di tanjakan juga memerlukan perhatian khusus. Hilangnya momentum akibat elevasi dan potensi mobil mundur karena gravitasi dapat menciptakan bahaya tersendiri. Tindakan cepat diperlukan, dimulai dengan mengarahkan mobil ke tepi jalan semaksimal mungkin, menarik rem tangan, dan memposisikan transmisi di ‘1’ untuk manual atau ‘P’ untuk matik.
Selanjutnya, pastikan kunci kontak tetap pada posisi ‘ON’. Hal ini penting agar komponen elektrik seperti central lock dan jendela tetap berfungsi, berjaga-jaga jika terjadi kondisi darurat. “Usahakan kelistrikannya tetap hidup, jika kondisi kelistrikan mati, kunci tidak bisa bergerak, biasanya mobil-mobil baru kopling dan rem juga akan menjadi keras jika posisi off,” pungkas Jusri.
Langkah-langkah yang ditekankan Jusri ini menjadi panduan penting untuk tindakan cepat saat mengalami mogok di perjalanan. Prioritas utama adalah keselamatan. Setelah semua langkah darurat dilakukan, segera hubungi kontak layanan darurat terdekat atau sesuai merek kendaraan untuk meminta pertolongan lebih lanjut.






