Produksi mobil Honda Motor Corporation di Jepang dan China terpaksa dihentikan sementara waktu. Gangguan ini dipicu oleh masalah pasokan chip semikonduktor yang telah berlangsung sejak Oktober lalu. Meskipun demikian, PT Honda Prospect Motor (HPM) memastikan bahwa aktivitas produksi dan pasokan unit di Indonesia tidak terdampak hingga saat ini.
Krisis Chip Semikonduktor Hantam Produksi Global Honda
Disitat dari Japan Times, penghentian produksi kendaraan roda empat di Jepang akan berlaku pada 5-6 Januari 2026. Sementara itu, fasilitas perakitan Guangqi Honda Automobile di China akan ditutup lebih awal, yakni mulai 29 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Sales, Marketing & After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengonfirmasi permasalahan global tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dampaknya belum terasa di pasar domestik. “Untuk saat ini, tidak terdapat dampak terhadap produk Honda di Indonesia, baik untuk unit yang diimpor maupun yang diproduksi di dalam negeri,” kata Billy pada Selasa (23/12). Ia menambahkan, “Kami akan terus memantau perkembangan kondisi global dan melakukan langkah antisipatif agar kebutuhan konsumen di Indonesia tetap dapat terpenuhi dengan baik.”
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Honda telah memproduksi sebanyak 47.053 unit mobil sepanjang Januari-November 2025. Angka ini berkontribusi sebesar 4,5 persen dari total produksi kendaraan roda empat atau lebih secara nasional.
Dampak Global dan Akar Masalah
Masalah keterlambatan penyediaan chip semikonduktor ini sebenarnya sudah mulai terasa sejak lama. Honda sebelumnya memprediksi aktivitas produksi dapat kembali normal sebelum akhir November 2025.
Akibat gangguan tersebut, saham Honda tercatat turun 1,5 persen di Tokyo. Proyeksi produksi mobil Honda kini diperkirakan hanya sanggup mencapai 3,34 juta unit, jauh di bawah target awal 3,62 juta unit.
Tidak hanya di Jepang dan China, masalah produksi mobil Honda juga dilaporkan mengganggu operasional di Amerika Utara. Honda pun tidak sendirian menghadapi krisis ini; produsen otomotif besar lain seperti Volkswagen dan BMW juga dilaporkan mengalami hal serupa.
Nexperia digadang-gadang sebagai biang keladi perlambatan suplai komponen ini. Hal ini menyusul larangan ekspor semikonduktor yang dibuat di China oleh pemerintah setempat. Perusahaan Nexperia sebelumnya berada di bawah naungan Wingtech Technology.
Pada pertengahan Oktober lalu, pemerintah Belanda sempat mencoba mengakuisisi Nexperia. Perusahaan tersebut memproduksi otak pemrosesan yang krusial untuk menjalankan berbagai fitur mobil, seperti automatic power window, wiper, hingga power steering.






