Tren

Kontras Jelang Tahun Baru 2026: Pasar Gembrong Sepi, Pedagang Terompet Pasrah Imbauan Larangan Kembang Api

JAKARTA – Suasana di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, menjelang pergantian Tahun Baru 2026 pada Senin (29/12) terasa jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasar yang biasanya riuh dengan tawa dan gemerlap warna kini menjadi saksi bisu perubahan cara warga menyambut malam pergantian tahun.

Deretan pedagang terompet dan kembang api menatap dagangan mereka dengan raut wajah campur aduk. Sepinya pembeli membuat mereka geleng-geleng kepala, sementara imbauan terkait larangan pesta kembang api seolah menambah rasa pasrah.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Pedagang Mengeluh Omzet Turun Drastis

Umaenah (41), seorang pedagang terompet di Pasar Gembrong, mengungkapkan kepasrahannya. “Adanya imbauan Pak Gubernur DKI Jakarta terkait larangan pesta kembang api untuk tahun baru juga membuat kami (pedagang) pasrah,” ujarnya di lokasi, Senin (29/12).

Ia mengaku, omzetnya menurun drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, faktor cuaca di Jakarta yang memasuki musim hujan turut memperparah kondisi dagangannya yang semakin sepi.

Umaenah berharap ada kelonggaran. “Kami mohon hanya lima hari saja Pak Gubernur, tidak setiap hari juga dagang terompet sama kembang api ini,” pintanya. Menurutnya, pergantian malam tahun baru terasa tidak lengkap tanpa meniup terompet dan menyalakan kembang api. “Karena kan memang hal itu sudah biasa dilakukan warga masyarakat saat beberapa hari menjelang pergantian malam tahun baru,” imbuhnya.

Optimisme Pedagang dan Pembeli Setia

Meski demikian, pedagang terompet lainnya, Saptoni (44), mengungkapkan bahwa para pedagang di Pasar Gembrong tak patah semangat. Saptoni tetap optimis dagangannya bakal habis terjual satu hari sebelum malam perayaan Tahun Baru 2026.

“Kami buka jam 10.00 WIB hingga tengah malam. Saya setiap tahun berjualan di sini. Untuk terompet yang dijual dengan harga Rp20 ribu-Rp25 ribu,” kata Saptoni.

Sementara itu, salah satu pembeli bernama Dean (38) menyempatkan diri membeli terompet untuk anak-anak di rumah. Ia memilih Pasar Gembrong karena harga terompet yang murah dan bentuknya beragam. “Ya buat anak-anak terompetnya, memang setiap tahun ya, buat seru-seruan saja,” ujar Dean.

Klarifikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menegaskan bahwa pemerintah tidak melarang masyarakat Jakarta menyalakan kembang api saat merayakan pergantian tahun. Ia mengklarifikasi bahwa larangan menyalakan benda tersebut diperuntukkan bagi instansi pemerintah provinsi dan swasta, seperti pengelola hotel.

“Kembang api yang kami edarkan memang kepada instansi. Tapi, kami juga tidak bisa melarang masyarakat. Tidak mungkin kami memeriksa masyarakat yang ada di Monas atau ada di mana untuk tidak menyalakan kembang api,” kata Rano di Jakarta, Minggu (28/12).

Mureks