Pemerintah Aceh angkat bicara mengenai klaim Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menyatakan kondisi kelistrikan di Aceh telah pulih 97 persen. Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menegaskan bahwa angka tersebut perlu diklarifikasi demi menjaga kondusivitas masyarakat.
Menurut MTA, berdasarkan pembaruan data dari berbagai pertemuan, potensi suplai listrik Aceh ke jaringan menengah saat ini baru berkisar antara 60 hingga 70 persen. Angka ini jauh berbeda dari yang disampaikan Menteri ESDM.
“Perlu kami sampaikan, dari beberapa pertemuan yang kami update, per-saat ini potensi suplai listrik seluruh Aceh terhadap jaringan menengah baru 60-70 persen,” ujar MTA dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/12/2025).
Ia merinci, khusus untuk Kota Banda Aceh, tingkat pemulihan listrik saat ini baru mencapai 35-40 persen. Namun, MTA optimis bahwa angka tersebut dapat melonjak hingga 100 persen jika suplai Tegangan Tinggi dari Arun selesai hari ini atau besok, mengingat jaringan tegangan rendah di masyarakat nyaris tidak ada masalah.
Sementara itu, daerah yang mengalami kerusakan terparah pada jaringan arus menengah seperti Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur, persentase pemulihannya masih di bawah 40 persen. Kota Lhokseumawe dilaporkan sudah mencapai sekitar 75 persen, sedangkan wilayah Barat Selatan secara keseluruhan berada di kisaran 70-80 persen.
Muhammad MTA berharap kekeliruan informasi yang disampaikan Menteri ESDM tersebut tidak menimbulkan kekecewaan masyarakat terhadap petugas PLN di lapangan, apalagi sampai memicu insiden yang tidak diinginkan. Ia mengapresiasi kerja keras petugas PLN yang didatangkan hampir 1.000 orang untuk upaya pemulihan.
“Kami berharap semua pihak harus sangat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait kebijakan publik, apalagi di tengah bencana yang berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat korban dan trust terhadap pemerintahan,” pungkasnya.
