Internasional

KKP Pastikan Investor Asing dan Domestik Serius Lirik Proyek Garam Nasional Rote Ndao

Advertisement

Minat investor terhadap proyek industri garam nasional di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), semakin menguat. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa sejumlah calon investor, baik dari dalam maupun luar negeri, telah menunjukkan keseriusan tinggi untuk terlibat dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di wilayah tersebut.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, pada Selasa (23/12/2025), menyatakan bahwa ketertarikan investor ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada garam industri pada tahun 2027. KKP sendiri menggarap 2.000 hektare lahan dalam K-SIGN, sementara total pengembangan kawasan mencapai 10.000 hektare.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Target Swasembada dan Peran Investor

“Ya, kita targetnya gini. Ini K-SIGN yang dikerjakan oleh APBN, KKP itu kan cuma 2 ribu hektare. Sementara di sini pengembangannya itu ada 10 ribu hektare. Berarti ada 8 ribu hektare yang harus dikerjakan oleh investor,” jelas Koswara kepada wartawan di Kantor Direksi KEET Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), Rote Ndao.

Koswara menambahkan, KKP secara aktif mendorong para investor untuk segera masuk dan menggarap sisa lahan seluas 8.000 hektare tersebut. Upaya ini dilakukan guna mempercepat pengembangan kawasan industri garam dan memastikan target swasembada dapat tercapai sesuai rencana.

“Kita dorong sebenarnya investor supaya cepat masuk ke sini. Makanya kita di CNBC Indonesia ngomong, itu menarik investor. Supaya masuk ke sini. Mengisi yang 8 ribu hektare lagi,” ujarnya.

Investor dari Berbagai Negara

Sejauh ini, Koswara mengungkapkan, sudah ada beberapa investor yang melakukan penjajakan awal. Proses penjajakan ini meliputi survei langsung ke lokasi proyek hingga kunjungan ke kantor KKP. Investor-investor tersebut berasal dari berbagai negara.

“Udah ada beberapa yang survei ke sini, yang ke kantor juga. Udah ada beberapa, ada dari China, dari India, dari dalam negeri juga banyak,” ungkapnya.

Advertisement

Ketertarikan ini bukan sekadar penjajakan awal. Koswara menyebutkan, setidaknya ada empat investor yang dinilai telah menunjukkan keseriusan tinggi untuk terlibat dalam proyek industri garam di Rote Ndao, NTT.

“Kita belum buka memang. Tapi kalau sudah tertarik banget, udah banyak. Kurang lebih ada 4 investor udah serius,” kata Koswara, seraya menambahkan bahwa investor serius tersebut berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. “Iya, sama dari dalam negeri juga.”

Proses Inventarisasi Lahan

Koswara menegaskan bahwa pengumuman resmi terkait pembukaan investasi akan disampaikan setelah proses inventarisasi lahan selesai. Proses ini merupakan prasyarat penting sebelum investor dapat memastikan pembelian dan pengembangan lahan di kawasan tersebut.

“Ketika kita sudah selesai inventarisasi lahan, kita sudah bisa sampaikan, nanti Pak Menteri yang menyampaikan,” jelasnya.

KKP menargetkan inventarisasi lahan dapat rampung pada tahun ini. Dengan demikian, pada tahun depan, investor diharapkan sudah dapat memastikan langkah bisnisnya di kawasan yang kini berstatus Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

“Kalau kita targetnya ya tahun ini selesai inventarisasi lahan. Sehingga tahun depan itu investor udah bisa memastikan beli lahan di sini. Kan sudah jadi PSN juga,” pungkas Koswara.

Advertisement
Mureks