Internasional

Militer Myanmar Intensifkan Serangan Udara, Puluhan Sipil Tewas dan Mengungsi di Sepanjang Irrawaddy

Advertisement

Jakarta, Rabu, 24 Desember 2025 – Konflik bersenjata di Myanmar semakin memanas dengan intensitas serangan udara militer terhadap warga sipil yang terus meningkat. Pasukan junta militer Myanmar dilaporkan telah memperketat kendali mereka di kedua sisi Sungai Irrawaddy setelah berhasil merebut kembali kota Singu di Mandalay utara dari Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).

Kemenangan strategis junta ini diikuti dengan serangkaian serangan udara yang menargetkan warga sipil yang berusaha melarikan diri dari zona konflik. Menurut laporan warga setempat, militer mengerahkan lima unit tempur dengan dukungan jet pejuang untuk mengejar pasukan PDF yang mundur melintasi Sungai Irrawaddy menuju wilayah Sagaing.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Serangan Udara Targetkan Penyeberangan Sipil

Tragedi kemanusiaan terjadi ketika junta secara sengaja menargetkan dermaga dan titik penyeberangan sungai. Pada 17 Desember lalu, lima jet tempur junta menghujani dua dermaga di kotapraja Khin-U, wilayah Sagaing. Serangan ini mengakibatkan tujuh orang tewas dan 15 lainnya luka-luka.

Para korban diidentifikasi sebagai warga sipil yang sedang mencoba menyeberang sungai untuk mencari perlindungan dari konflik yang berkecamuk di Singu. Militer junta bahkan merilis foto udara yang menunjukkan serangan terhadap iring-iringan kendaraan warga yang baru saja menyeberangi sungai menggunakan tongkang.

“Rezim menyerang di tepi barat untuk memutus jalur pelarian dari sisi timur sungai,” ujar seorang sumber di lapangan kepada The Irrawaddy, Selasa (23/12/2025).

Advertisement

Perebutan Jembatan Strategis

Selain operasi pembersihan wilayah Singu, militer Myanmar juga mengklaim telah merebut kembali Jembatan Yadanar Thein Kha pada Senin pagi. Jembatan ini merupakan infrastruktur vital yang menghubungkan Wilayah Mandalay ke kota Kyauk Myaung di Sagaing.

Sebelumnya, pasukan PDF sempat meledakkan sebagian jembatan tersebut pada akhir Oktober untuk mencegah gerak maju pasukan junta dari arah Sagaing. Keberhasilan junta merebut kembali kota-kota penting seperti Singu, Thabeikkyin, Madaya, dan Patheingyi menunjukkan adanya serangan balik besar-besaran yang didukung oleh kekuatan udara penuh.

Serangan-serangan ini telah menyebabkan pengungsian massal dan jatuhnya banyak korban jiwa di kalangan masyarakat non-kombatan. Kondisi di sepanjang Sungai Irrawaddy kini mencekam, dengan blokade jalan dari Shwebo menuju kota Sagaing yang telah berlangsung sejak pekan lalu.

Myanmar terus berada dalam kondisi bergolak sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Penumpasan demonstrasi damai dengan kekerasan memicu banyak warga memilih angkat senjata, menyebabkan sebagian besar wilayah negara itu terjerumus dalam konflik berkepanjangan.

Advertisement
Mureks