Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kickboxing Indonesia memberikan klarifikasi terkait isu dugaan intimidasi atlet yang mencuat pasca-penyelenggaraan SEA Games 2025 di Thailand. Polemik ini berpusat pada atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni, yang mengaku mendapat tekanan dari perwakilan KOI.
SEA Games 2025 sendiri telah resmi berakhir pada 20 Desember 2025. Namun, Jerni mengungkapkan bahwa dirinya diminta untuk menghapus unggahan di media sosial terkait dugaan kecurangan. Permintaan tersebut terjadi menjelang seremoni penyerahan medali kelas 50 kilogram putri, yang berlangsung di Assumption University, Suvarnabhumi Campus, Samut Prakan, Thailand, pada Selasa, 16 Desember 2025.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
KOI Bantah Keras Tudingan Intimidasi
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari membantah keras adanya intimidasi. Ia menegaskan bahwa KOI justru berupaya keras untuk memastikan hak-hak atlet terpenuhi.
“Saya tegaskan tidak ada intimidasi. KOI justru berjuang agar atlet tetap mendapatkan haknya, mendapatkan kembali kehormatannya, berdiri di podium, dan dikalungkan medali,” ujar Okto dalam jumpa pers di kantornya, kawasan FX Sudirman, Jakarta, pada Rabu, 24 Desember 2025.
Okto juga mempersilakan Jerni untuk datang langsung ke kantor KOI guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut secara terbuka mengenai persoalan ini.
Aturan Media Sosial dari WAKO Jadi Rujukan
Terkait permintaan penghapusan unggahan di media sosial, KOI menjelaskan bahwa tindakan tersebut merujuk pada regulasi yang dikeluarkan oleh World Association of Kickboxing Organizations (WAKO). Regulasi ini mengatur etika atlet selama kejuaraan berlangsung.
Sekretaris Jenderal KOI Wijaya Noeradi menambahkan, anggota Komite Eksekutif KOI yang menemui Jerni adalah Krisna Bayu, seorang mantan atlet judo nasional. Wijaya memastikan bahwa tidak ada unsur intimidasi dalam komunikasi yang terjalin antara Krisna Bayu dan Jerni.
“Ini sebenarnya niat baik Krisna Bayu. Sebagai mantan atlet, beliau paham betul momen pertama kali meraih medali itu sangat berkesan. Niatnya adalah meyakinkan atlet,” kata Wijaya.
Krisna Bayu sendiri turut menegaskan bahwa langkah yang diambilnya telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Untuk yang menyebut NOC sebagai oknum, mohon membaca dulu aturan yang berlaku,” tegas Krisna Bayu.






