Kawanan kera ekor panjang dilaporkan meresahkan warga di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta. Hewan primata tersebut tidak hanya merusak tanaman pertanian milik warga, tetapi juga membongkar genting warung kopi yang menjadi salah satu ikon wisata di kawasan tersebut.
Kerusakan terjadi di wilayah Umbulharjo, di mana tanaman warga menjadi sasaran. Selain itu, warung Kopi Merapi di Kepuharjo juga mengalami kerugian akibat ulah kawanan monyet ini. Genting warung dilaporkan dibongkar, menimbulkan kekhawatiran akan gangguan lebih lanjut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, membenarkan adanya laporan tersebut. “Ada aduan dari masyarakat di Umbulharjo kemudian di Kopi Merapi. Kawanan itu merusak tanaman warga dan sampai membongkar genting warung Kopi Merapi,” ujarnya.
Menanggapi situasi yang mengganggu aktivitas ekonomi dan pertanian warga, BPBD Sleman segera berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta dan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Langkah penanganan bersama pun disepakati.
Pemasangan Jebakan dan Evakuasi
Hasil koordinasi memutuskan untuk memasang jebakan sebagai metode penanganan utama. Usulan ini datang dari BKSDA dan TNGM, sebagai upaya untuk menangkap kawanan kera yang dianggap sudah terlalu mengganggu.
“Kita buatkan jebakan usulan dari BKSDA dan TNGM. Terus kita buat tiga jebakan,” jelas Bambang.
Upaya ini membuahkan hasil. Satu ekor kera ekor panjang dilaporkan berhasil masuk ke dalam jebakan yang dipasang. Hewan tersebut selanjutnya diserahkan kepada BKSDA Yogyakarta untuk penanganan lebih lanjut.
Bambang menambahkan, kera yang berhasil ditangkap akan dipindahkan ke habitat lain yang lebih sesuai. Metode mutasi ini bertujuan untuk mengurangi populasi di lokasi yang menimbulkan gangguan, sekaligus memastikan kesejahteraan hewan.
“Rencananya mau diambil sama BKSDA untuk dimutasikan ke daerah yang ramah, yang populasi monyet ekor panjangnya masih sedikit,” pungkasnya.






