Hampir empat tahun berlalu sejak Roman Abramovich melepas kepemilikan klub sepak bola Chelsea. Namun, dana hasil penjualan yang dijanjikan untuk membantu korban invasi Rusia ke Ukraina hingga kini belum juga tersalurkan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Rabu (17/12) mendesak Abramovich untuk segera memenuhi komitmennya. Berbicara kepada anggota parlemen, Starmer menyatakan bahwa pemerintah Inggris telah mengeluarkan izin agar uang tersebut bisa disalurkan ke yayasan kemanusiaan.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Pesan saya kepada Abramovich adalah ini: waktu terus berjalan,” ujar Starmer, seperti dikutip ESPN. “Hormati komitmen yang telah Anda buat dan bayar sekarang juga, dan jika Anda tidak melakukannya, kami siap untuk mengajukan gugatan ke pengadilan agar setiap sen sampai kepada mereka yang hidupnya telah hancur akibat perang ilegal (Vladimir) Putin.”
Chelsea dilepas Abramovich kepada konsorsium pimpinan Todd Boehly pada Mei 2022, sekitar tiga bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai. Penjualan ini terjadi menyusul tekanan dari pemerintah Inggris. Nilai akuisisi klub diketahui mencapai sekitar 2,5 miliar Poundsterling.
Miliarder asal Rusia itu sebelumnya telah berjanji untuk mendonasikan seluruh uang hasil penjualan tersebut guna membantu Ukraina. Namun, hingga saat ini, dana tersebut masih dibekukan di salah satu bank di Inggris dan secara teknis masih berstatus miliknya. Abramovich disebut keberatan jika uangnya hanya diberikan khusus untuk Ukraina.
Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves telah menegaskan kesiapannya untuk “melakukan apapun yang diperlukan” demi memastikan dana tersebut sampai ke tangan Ukraina. Sementara itu, pihak Abramovich menolak berkomentar terkait situasi ini, demikian laporan BBC.






