Tren

IOM: Lebih dari 1.200 Warga Kembali Mengungsi di Kordofan, Konflik Sudan Kian Mencekam

KHARTOUM – Situasi keamanan di Sudan selatan kian memburuk, mendorong lebih dari 1.200 orang menjadi pengungsi baru dalam beberapa hari terakhir. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sebuah badan PBB, melaporkan perkembangan ini pada Minggu (28/12/2025).

Dalam pernyataannya, IOM mencatat sebanyak 780 orang terpaksa meninggalkan Kota Dilling di Kordofan Selatan. Gelombang pengungsian ini terjadi antara Rabu (23/12) hingga Jumat (26/12). IOM menyatakan pihaknya terus memantau ketat kondisi di wilayah tersebut yang masih bergejolak dan tidak stabil.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Selain itu, 510 warga lainnya mengungsi dari Desa Al-Sanjouqi di wilayah Umm Dam Haj Ahmed, Kordofan Utara. Mereka berpindah ke sejumlah lokasi di Umm Dam Haj Ahmed dan Sheikan di Kordofan Utara demi mencari keselamatan.

Puluhan Ribu Warga Mengungsi Akibat Pertempuran

Data IOM sebelumnya, yang dirilis pada 18 Desember, menunjukkan bahwa jumlah pengungsi di Kordofan Utara, Kordofan Barat, dan Kordofan Selatan telah mencapai 50.445 orang. Angka ini terakumulasi selama periode 26 Oktober hingga 17 Desember 2025.

Ketiga negara bagian tersebut menjadi medan pertempuran sengit antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dalam beberapa pekan terakhir. Konflik ini telah memaksa puluhan ribu warga meninggalkan rumah mereka.

Peta Kendali Wilayah Konflik

Dari total 18 negara bagian di Sudan, RSF kini menguasai seluruh lima negara bagian di wilayah Darfur di bagian barat. Pengecualian hanya sebagian wilayah utara Darfur Utara yang masih berada di bawah kendali militer Sudan.

Sementara itu, militer Sudan mempertahankan kendali atas sebagian besar wilayah di 13 negara bagian lainnya. Wilayah-wilayah ini mencakup bagian selatan, utara, timur, dan tengah negara tersebut, termasuk ibu kota Khartoum.

Konflik bersenjata antara militer Sudan dan RSF telah berlangsung sejak April 2023. Pertempuran ini telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan warga lainnya terpaksa mengungsi, memicu krisis kemanusiaan yang mendalam di seluruh Sudan.

Mureks