Teknologi

Harga RAM 4TB Tembus Rp 1,2 Miliar, Setara Porsche Akibat Demam AI

Harga memori komputer kembali mencetak rekor fantastis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah industri teknologi, kit RAM berkapasitas 4TB kini dibanderol dengan harga yang setara mobil sport mewah seperti Porsche, menembus angka Rp 1,2 miliar. Lonjakan harga ini menjadikannya salah satu komponen komputer termahal yang pernah beredar di pasaran, dipicu oleh krisis DRAM global akibat ledakan kebutuhan komputasi kecerdasan buatan (AI).

Permintaan ekstrem dari pusat data (data center) telah mengubah memori berkecepatan tinggi menjadi komoditas langka dan mahal. Fenomena ini terlihat jelas pada penawaran dari Nemix, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang berfokus menyediakan solusi memori dan penyimpanan untuk lembaga pemerintah serta kontraktor industri.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Di situs resminya, Nemix mencantumkan kit RAM DDR5 4TB dengan harga mencapai USD 77.000, atau sekitar Rp 1,2 miliar (kurs Rp 15.500 per USD). Paket ini terdiri dari 16 modul ECC RDIMM, masing-masing berkapasitas 256GB, dengan kecepatan 6.400 MT/s dan latensi CL52.

Sebagai perbandingan, harga tersebut setara—bahkan sedikit lebih mahal—dibandingkan Porsche 718 Cayman yang dibanderol sekitar USD 75.000. Bahkan SUV premium seperti Range Rover Evoque atau Land Rover Defender 110 standar masih lebih murah dibandingkan satu set RAM server tersebut.

Situasi serupa juga terpantau di platform e-commerce Amazon. Berbagai konfigurasi RAM server kelas atas dijual bebas dengan harga tinggi. Kit RAM 2TB yang terdiri dari 8 modul 256GB dipasarkan dengan harga USD 38.999, sementara konfigurasi lain dengan 8 modul 128GB justru dibanderol lebih mahal, mencapai USD 45.999. Bahkan modul tunggal 64GB kini dijual di kisaran USD 99, harga yang terasa semakin mahal jika dibandingkan beberapa tahun lalu.

Kenaikan Harga Tembus 20% dalam Sebulan

Data pelacak harga CamelCamelCamel menunjukkan bahwa harga kit RAM 2TB di Amazon melonjak dari sekitar USD 32.997 pada akhir November menjadi hampir USD 38.999 hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Ini berarti terjadi kenaikan harga hampir 20 persen dalam periode yang sangat singkat, memperkuat indikasi tekanan besar di pasar memori global, terutama di segmen DDR5.

Menariknya, krisis harga ini tidak berdampak merata. Teknologi DDR5 menjadi yang paling terpukul, sementara DDR4 masih relatif terjangkau. Sebagai contoh, kit RAM Nemix DDR4 2TB (8 x 256GB) dijual sekitar USD 13.468, jauh lebih murah dibandingkan versi DDR5. Bahkan modul DDR4 tunggal berkapasitas 256GB masih bisa didapatkan di kisaran USD 1.698.

Perbedaan harga yang ekstrem ini menyebabkan banyak perusahaan menunda migrasi ke DDR5, kecuali untuk kebutuhan komputasi kelas berat yang memang sangat membutuhkan performa tinggi.

Demam AI Jadi Biang Kerok Utama

Lonjakan harga DRAM tidak dapat dilepaskan dari ledakan kebutuhan akan kecerdasan buatan. Model AI generatif membutuhkan memori berkapasitas besar dengan bandwidth tinggi agar dapat berjalan optimal. Akibatnya, produsen chip dan perakit server berlomba-lomba mengamankan stok RAM dalam jumlah masif untuk memenuhi permintaan ini.

Laporan terbaru dari IDC memprediksi bahwa tren ini belum akan mereda dalam waktu dekat. Jika pasokan tetap ketat, harga PC dan smartphone berpotensi naik hingga 8 persen pada tahun depan (2026), dan tekanan harga bisa berlanjut hingga 2027. Meskipun RAM seharga miliaran rupiah ini jelas bukan untuk konsumen rumahan, dampaknya tetap terasa secara tidak langsung. Kenaikan biaya komponen di hulu berpotensi mendorong harga perangkat di hilir, mulai dari laptop, PC rakitan, hingga smartphone.

Demam AI kini bukan hanya soal teknologi masa depan, tetapi juga mulai memengaruhi dompet konsumen global. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin komponen komputer lain akan menyusul mencetak rekor harga serupa, demikian dilansir dari Techspot.

Mureks