Gubernur Bali I Wayan Koster menyoroti penurunan jumlah wisatawan domestik ke Pulau Dewata menjelang akhir tahun 2025. Koster mengaitkan kondisi ini dengan keterbatasan armada pesawat yang beroperasi, yang secara langsung memengaruhi ketersediaan penerbangan menuju Bali selama musim liburan.
Menurut Koster, sejumlah pesawat maskapai nasional harus menjalani perawatan rutin. Situasi ini mengakibatkan kapasitas penerbangan ke Bali berkurang drastis, meskipun permintaan untuk berwisata ke pulau tersebut tetap tinggi. Ia menjelaskan bahwa maskapai penerbangan di Indonesia saat ini tidak beroperasi dengan jumlah pesawat maksimal, sehingga frekuensi penerbangan ke Bali menjadi lebih sedikit dibandingkan periode normal.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Kondisi Armada Maskapai Nasional
Data dari otoritas bandara setempat menunjukkan bahwa Garuda Indonesia, salah satu maskapai utama, hanya mengoperasikan 9 dari total 11 pesawat untuk rute Bali. Kondisi ini secara signifikan memengaruhi kemampuan maskapai dalam mengangkut wisatawan domestik ke Pulau Dewata.
Anak usaha Garuda Indonesia, Citilink, juga menghadapi tantangan serupa. Maskapai berbiaya rendah tersebut sebelumnya mengoperasikan 11 pesawat ke Bali. Namun, saat ini hampir separuh armada Citilink tengah menjalani perawatan rutin, menyisakan hanya 6 pesawat yang aktif melayani penerbangan ke Bali.
“Jadi, penerbangan ke Bali memang lebih sedikit, tetapi selalu penuh. Itulah mengapa wisatawan yang berlibur ke Bali kesulitan mendapatkan tiket,” kata I Wayan Koster.
Koster menilai keterbatasan armada ini menjadi faktor utama di balik turunnya jumlah wisatawan domestik. Meskipun demikian, tingkat keterisian pesawat disebut tetap tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan harga dan ketersediaan tiket menjadi tantangan besar bagi calon wisatawan, bahkan banyak yang akhirnya mengurungkan niat berlibur ke Bali.
Pergeseran Pola Wisata dan Data Statistik
Selain faktor penerbangan, Koster juga menyoroti adanya perubahan pola wisata masyarakat. Ia menyebut wisatawan domestik kini lebih memilih berlibur di Pulau Jawa. Pilihan ini didorong oleh semakin baiknya infrastruktur jalan tol di Jawa, yang menawarkan akses mudah dan biaya perjalanan lebih terjangkau, menjadikan Jawa alternatif favorit.
Berdasarkan data hingga 26 Desember 2025, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali tercatat mencapai 9,2 juta orang. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang mencapai 10,1 juta wisatawan. Pemerintah daerah memproyeksikan jumlah wisatawan domestik ke Bali akan mencapai 9,4 juta orang hingga akhir tahun 2025, namun angka ini tetap lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya.
Penurunan wisatawan domestik ini juga menjadi perhatian Kementerian Pariwisata. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menambahkan bahwa cuaca buruk turut memengaruhi minat perjalanan ke Bali.






