Sebuah pesawat model Beechcraft Super King Air berhasil melakukan pendaratan darurat secara aman tanpa intervensi manual dari pilot. Insiden ini terjadi di Rocky Mountain Metropolitan Airport, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu, 20 Desember 2025, dan dikonfirmasi langsung oleh Federal Aviation Administration (FAA).
Pendaratan darurat tersebut terjadi setelah pilot pesawat kehilangan komunikasi dengan pengatur lalu lintas udara (air traffic control/ATC). Berkat teknologi Garmin Emergency Autoland yang terpasang dalam sistem kontrol pesawat, dua orang di dalamnya berhasil selamat.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kronologi Insiden dan Peran Teknologi
Pihak FAA menyatakan, “Dalam insiden ini, sistem emergency autoland di dalam pesawat telah diaktifkan. Dua orang berada di dalam pesawat dan semuanya selamat. Saat ini kami sedang melakukan investigasi terkait kejadian tersebut.”
CEO perusahaan charter yang mengoperasikan pesawat, Chris Townsley, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh penurunan tekanan kabin yang cepat dan tidak terduga. Kedua pilot, yang tidak membawa penumpang, segera mengenakan masker oksigen. Mereka kemudian memutuskan untuk membiarkan sistem Garmin Emergency Autoland tetap aktif.
Townsley menambahkan, “Sistem tersebut aktif secara otomatis ketika ketinggian kabin melewati batas aman, dan pilot memutuskan untuk mempertahankan sistem tersebut hingga pendaratan.” Pernyataan ini sekaligus menepis rumor sebelumnya yang menyebutkan pilot tidak sadarkan diri (incapacitated) saat mengendalikan pesawat.
Status “incapacitated” yang sempat beredar diketahui berasal dari sistem suara komunikasi otomatis milik Garmin yang dikirimkan ke ATC. Komunikasi ini merupakan bagian dari prosedur standar dalam kondisi darurat. Sebelum mendarat darurat, pesawat diketahui terbang dari Bandara Aspen/Pitkin County menuju Colorado, AS.
Tonggak Penting Otomasi Penerbangan
Garmin mengonfirmasi bahwa insiden ini merupakan penggunaan pertama sistem Autoland dari awal hingga akhir dalam keadaan darurat nyata. Teknologi yang diperkenalkan sejak 2019 ini dirancang untuk mengambil alih penuh kendali pesawat dan melakukan pendaratan aman jika pilot tidak mampu mengendalikan pesawat.
Sistem Autoland secara otomatis menentukan bandara tujuan dengan mempertimbangkan berbagai faktor krusial, seperti panjang landasan, jarak, kondisi bahan bakar, serta parameter keselamatan lainnya. Keberhasilan pendaratan ini dinilai sebagai tonggak penting dalam pengembangan otomasi penerbangan. Hal ini juga menunjukkan potensi besar teknologi tersebut untuk meningkatkan keselamatan di sektor aviasi umum.






