Dua peserta meninggal dunia saat mengikuti ajang lari Siksorogo Lawu Ultra 2025 pada Minggu (7/12/2025). Kejadian tragis ini menimpa kategori fun run yang seharusnya lebih minim risiko dibandingkan kategori ekstrem.
Ketua Panitia Siksorogo Lawu Ultra 2025, Brilianto, menyatakan bahwa insiden tersebut tidak terduga. “Dua kejadian ini di luar ekspektasi kami. Sebab ini yang fun run, bukan yang ekstremnya,” ujarnya pada Senin (8/12/2025).
Korban diketahui bernama Sigit Purnomo (45) dan Pujo Buntoro (55). Keduanya meninggal saat berlari di kategori 15 Km. Sigit mengalami serangan jantung di Kilometer 12, sementara Pujo menghembuskan napas terakhir akibat sesak napas di Kilometer 8.
Brilianto menambahkan, kategori ultra sepanjang 120 km dan 80 km yang digelar pada Jumat sebelumnya telah selesai tanpa insiden berarti. “Yang ultra itu 120 km dan 80 km di hari Jumat sudah selesai. Sudah aman, malah yang terjadi di fun run. Hanya satu yang 120 km kena hipotermia, tapi sudah tertangani,” jelasnya.
Perubahan Rute dan Evaluasi Keamanan
Direktur Acara, Rahmat Septiyanto, mengungkapkan adanya perubahan rute tahun ini akibat longsor yang menutup jalur sebelumnya. “Rute tahun sebelumnya ada yang longsor. Maka kami alihkan ke rute yang lebih aman meskipun itu sedikit agak lebih tinggi,” katanya.
Septiyanto memastikan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh pasca-kejadian. Ia juga berjanji akan meningkatkan jumlah tenaga medis dan tim evakuasi di penyelenggaraan mendatang. “Karena tahun ini sebenarnya kami sudah banyak sekali. Kebetulan pesertanya lebih banyak,” tutupnya.
Kronologi Pingsan Hingga Meninggal
Korban pertama, Sigit Purnomo, dilaporkan pingsan sekitar pukul 10.44 WIB di area Bukit Cemoro Mitis (Km 12). Petugas medis yang segera memberikan pertolongan menyatakan Sigit tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.
“Korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Evakuasi korban ke RSUD Kabupaten Karanganyar berhasil dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB,” ujar PS Kasi Humas Polres Karanganyar, Iptu Mulyadi.
Sekitar 11 menit setelah insiden Sigit, korban kedua, Pujo Buntoro, ditemukan terkapar di Bukit Cemoro Wayang (Km 8) pada pukul 10.55 WIB. Pujo mengalami sesak napas saat berlari dan diketahui memiliki riwayat penyakit paru-paru.
“Sama seperti kasus pertama, petugas yang tiba di lokasi menemukan korban sudah meninggal dunia. Evakuasi oleh tim relawan Siksorogo Lawu Ultra berhasil dilakukan lebih lanjut, dan korban dibawa ke RSUD Kabupaten Karanganyar sekitar pukul 15.30 WIB untuk pemeriksaan lebih lanjut,” beber Kasihumas.






