Otomotif

Ford Suntik Mati Escape, Dealer Khawatir Kehilangan Pembeli Entry-Level ke Kompetitor

Ford Motor Company secara resmi menghentikan produksi SUV legendaris mereka, Ford Escape, di Amerika Serikat. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan seperempat abad Escape sejak pertama kali mengaspal pada tahun 2000 silam. Produksi terakhir Ford Escape dilaporkan telah keluar dari lini produksi di pabrik Louisville Assembly pada 17 Desember lalu, namun di balik langkah strategis ini, para dealer Ford justru mengaku ketar-ketir.

Penghentian produksi Escape merupakan bagian dari strategi baru Ford untuk merombak pabrik Louisville. Pabrik tersebut kini sedang menjalani proyek renovasi besar-besaran senilai US$ 2 miliar (sekitar Rp 31 triliun) untuk mempersiapkan diri memproduksi pikap listrik menengah terbaru berbasis Universal EV Platform yang dijadwalkan meluncur pada 2027. Sebagai pengganti Escape di segmen SUV, Ford kini mengandalkan model Bronco Sport dan pikap Maverick untuk menarik konsumen.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Kekhawatiran Para Dealer Ford

Meski Ford optimistis dengan lini produk barunya, para pemilik dealer justru merasakan sebaliknya. Mereka khawatir konsumen setia Escape akan beralih ke merek kompetitor. Doug North, Presiden North Bros di Detroit, mengungkapkan kekhawatirannya. “Ini (Escape) adalah bread and butter (produk inti) kami. Ini adalah mobil yang sangat laku dan berada di segmen harga terjangkau yang sangat kami butuhkan,” ujarnya, dikutip dari Carscoops.

Menurut para dealer, Escape selama ini berfungsi sebagai “pintu masuk” bagi pembeli pertama. Setelah membeli Escape, konsumen cenderung akan setia dan melakukan upgrade ke model Ford yang lebih mahal, seperti Ford Explorer. Oleh karena itu, kekhawatiran terbesar terletak pada aspek keterjangkauan, mengingat Ford Escape dikenal sebagai salah satu pilihan SUV paling ramah kantong di jajaran produk Ford.

Nathan Meckley, General Manager Downtown Ford di Sacramento, menegaskan dampak jangka panjang dari keputusan ini. “Menghilangkan Escape adalah kesalahan besar. Jika kita kehilangan pembeli entry-level, kita kehilangan satu generasi pembeli. Mereka akan pergi ke merek lain dan akhirnya setia di sana,” tegas Meckley.

Kecemasan para dealer ini didasari oleh data penjualan. Pada masa puncak kejayaannya di tahun 2017, Escape mampu mencatat penjualan lebih dari 308.000 unit. Namun, angka tersebut anjlok menjadi sekitar 141.000 unit pada tahun 2023, meskipun sempat naik tipis menjadi hampir 147.000 unit pada tahun 2024. Selama 11 bulan pertama tahun 2025, Ford hanya menjual 132.471 unit Escape, angka yang hampir setara dengan penjualan Bronco Sport yang mencapai 132.216 unit pada periode yang sama.

Menanggapi situasi ini, Ford sebenarnya tidak tinggal diam. Mereka mengklaim tengah menyiapkan lima model mobil “terjangkau” baru yang akan diluncurkan sebelum tahun 2030, sebagai upaya untuk tetap mempertahankan segmen pasar yang ditinggalkan Escape.

Mureks