Olahraga

Eksperimen Lamine Yamal sebagai No.10 Pukau Barcelona, Flick Temukan Opsi Baru

Advertisement

Barcelona berhasil menutup pekan La Liga dengan kemenangan telak 5-3 atas Real Betis. Namun, sorotan utama laga tersebut bukan sekadar jumlah gol, melainkan eksperimen pelatih Hansi Flick yang memainkan Lamine Yamal di posisi nomor 10. Hasilnya pun melampaui ekspektasi.

Uji coba ini sejatinya dilatarbelakangi krisis pemain di lini tengah kreatif Barcelona. Akan tetapi, penampilan Yamal di peran barunya membuka gambaran baru tentang evolusi talenta muda tersebut. Ferran Torres mencetak hattrick dan Roony Bardghji mencetak gol perdananya, namun performa Yamal di posisi sentral menjadi cerita terbesar di Estadio La Cartuja.

Pergerakan Yamal mampu membelah lini pertahanan lawan, distribusi bolanya akurat, dan kontribusinya terasa di hampir setiap fase permainan. Dengan performa konsisten dan fleksibilitas taktik yang makin terlihat, Flick tampaknya menemukan variasi baru yang dapat memperkaya struktur timnya.

Eksperimen Mendesak Isi Kekosongan Nomor 10

Barcelona memasuki pertandingan melawan Real Betis dengan masalah di lini kreatif. Dani Olmo dipastikan absen selama sebulan akibat cedera bahu. Raphinha, yang menjadi kandidat terdekat mengisi peran nomor 10, tidak mengikuti sesi latihan terakhir karena masalah kecil pada hamstring.

Fermin Lopez baru saja pulih dari cedera betis sehingga belum cukup bugar untuk menjadi starter. Menghadapi pilihan terbatas, Flick terpaksa mencari solusi internal. Di sinilah nama Lamine Yamal muncul sebagai opsi.

“Saya berbicara dengan Lamine tentang posisi baru ini,” kata Flick seusai pertandingan. “Kami memikirkan ide itu bersama staf pelatih, lalu menanyakan apakah ia bisa membayangkan dirinya bermain sebagai nomor 10. Ia bilang bisa, ia menyukainya, jadi kami mencobanya.”

Advertisement

Keputusan ini secara otomatis membuka tempat di sayap kanan yang kemudian diisi oleh Bardghji. Penyesuaian ini terbukti tepat sejak menit awal, karena distribusi peran kedua pemain langsung klop di zona serangan. Kombinasi Yamal dan Bardghji memberikan dimensi baru pada serangan Barcelona.

Dominasi Dari Tengah Berikan Efektivitas

Penampilan Yamal di pusat permainan langsung memberikan dampak signifikan. Ia mencatat 79 sentuhan dan tidak sekali pun melakukan kesalahan operan di babak pertama, setelah menyelesaikan 28 umpan dengan sempurna. Ia bahkan merancang gol pertama Torres dan menginisiasi proses gol keempat sebelum menutup penampilannya dengan gol penalti.

Bukan hanya kreativitasnya, pergerakan Yamal juga efektif merusak struktur pressing tinggi yang diterapkan Real Betis. Pada satu momen, tiga pemain Betis berusaha mengurung Yamal ketika menerima bola dari Jules Kounde. Dengan satu gerakan tubuh dan akselerasi pendek, ia berhasil melewati mereka semua, memaksa Sergi Altimira melakukan pelanggaran keras yang berujung kartu kuning sebelum diganti di jeda pertandingan.

Kombinasi Yamal dengan Pedri dan Eric Garcia di lini tengah berjalan mulus. Struktur tim menjadi lebih cair karena Yamal mampu turun menjemput bola atau menembus ruang kosong di belakang lini tengah lawan.

Advertisement