Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, menyoroti dampak pernyataan pejabat terhadap kondisi psikologis masyarakat. Yahya menilai, di tengah impitan ekonomi, pernyataan yang kurang bijaksana dari pemangku kebijakan justru menambah beban mental warga, merespons cerita viral seorang psikolog klinis.
Menurut Yahya, masyarakat kini sering mengalami gangguan psikologi tidak umum seperti stres dan putus asa. “Dalam situasi impitan ekonomi yang makin sulit, masyarakat sering mengalami gangguan psikologi yang tidak umum, seperti mudah stres dan putus asa. Oleh karena itu, diperlukan kesehatan dan ketahanan mental. Warga-masyarakat yang mengalami gangguan psikologi harus sering-sering berkunjung ke rumah sakit untuk berkonsultasi,” kata Yahya kepada wartawan, Rabu (17/11/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Legislator dari Fraksi Golkar ini menegaskan bahwa pernyataan pejabat saat ini kerap menunjukkan ketidakprofesionalan. Ia menyebut sikap tersebut secara langsung menambah tekanan psikologis publik. “Pernyataan pejabat yang kurang bijaksana dan sering menyederhanakan persoalan menambah beban psikologi warga masyarakat. Karena itu, saya mengimbau agar para pejabat negara lebih berhati-hati menyampaikan pernyataan, pendapat, atau pandangan di depan publik,” ungkapnya.
Yahya mengingatkan bahwa setiap pernyataan dari pemangku kewenangan harus didasari data dan menunjukkan empati, terutama saat masyarakat sedang berduka. Ia secara khusus menyoroti perkataan pejabat yang viral dan berkonotasi negatif di tengah bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. “Pernyataannya harus terukur, berbasis data, serta menimbulkan empati dari masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat kita, khususnya yang ada di Aceh, Sumut, dan Sumbar, lagi berduka tertimpa musibah,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa di era teknologi informasi saat ini, setiap ucapan pejabat berada di bawah pengawasan ketat publik. “Di era medsos sekarang ini, kalau ada pernyataan pejabat yang menimbulkan keresahan masyarakat karena tidak sesuai fakta, langsung viral dan mengundang komentar dari warganet sehingga menjadi berita yang menggemparkan,” ucap Yahya. Ia kembali mengimbau, “Sekali lagi saya mengimbau kepada para pejabat untuk lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan, masyarakat sangat sensitif.”
Kisah Psikolog Lya Fahmi yang Viral
Sebelumnya, curhatan seorang psikolog klinis, Lya Fahmi, mendadak viral di media sosial. Lya mengaku terkejut setelah dua kliennya datang berturut-turut ke ruang konseling bukan karena masalah personal, melainkan karena tekanan psikologis akibat situasi negara.
Dalam unggahannya yang direspons lebih dari 100 ribu pengguna Instagram, Lya menyebut pengalaman ini sebagai hal yang belum pernah ia alami selama 7,5 tahun berkarier sebagai psikolog. “Baru kali ini terjadi selama 7,5 tahun karierku sebagai psikolog, dua klien berturut-turut datang bukan karena masalah pribadi, tapi distress karena negara,” tulis Lya, dikutip detikHealth seizin pemilik cerita.
Ia mengakui, dalam kajian kesehatan mental, isu struktural dan kebijakan negara memang memiliki keterkaitan erat dengan kondisi psikologis individu. Namun, biasanya klien datang tanpa menyadari langsung sumber tekanan tersebut. “Biasanya klien nggak menyadari itu,” ujarnya. Salah satu kliennya bahkan mengungkapkan rasa putus asa terhadap penanganan pemerintah. “Kalau ngeliat cara pemerintah menangani korban bencana Sumatera, aku merasa seolah rakyat ini nggak ada harganya. Nggak didengarkan, diabaikan pula. Putus asa banget rasanya jadi WNI,” kata klien tersebut, seperti ditirukan Lya.






