Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana ambisius Angkatan Laut AS untuk membangun kategori baru kapal perang yang disebutnya “kapal tempur”. Kapal-kapal ini diklaim akan menjadi tulang punggung kekuatan maritim AS di masa depan, mengemban nama “Golden Fleet” atau armada emas.
Dalam pengumuman yang disampaikan di resor Mar-a-Lago, Florida, pada Rabu, 24 Desember 2025, Trump menyatakan bahwa kapal “kelas Trump” akan menjadi “yang tercepat, terbesar, dan seratus kali lebih kuat dibandingkan kapal tempur mana pun yang pernah dibangun.” Kapal pertama dalam armada baru ini direncanakan bernama USS Defiant.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Trump menjelaskan, USS Defiant akan berdesain lebih panjang dan lebih besar dari kapal tempur kelas Iowa era Perang Dunia II. Persenjataannya disebut mencakup rudal hipersonik, rudal jelajah nuklir, meriam rel (railgun), serta senjata laser berdaya tinggi. Teknologi-teknologi ini sebagian besar belum teruji dan masih dalam tahap pengembangan di Angkatan Laut AS.
Tantangan dan Kebuntuan Inovasi
Pengumuman ini muncul hanya sebulan setelah Angkatan Laut membatalkan proyek pengembangan kapal frigat berpemandu rudal, kelas Constellation, akibat keterlambatan dan pembengkakan biaya produksi. Padahal, kapal tersebut awalnya direncanakan sebagai platform terjangkau untuk mengimbangi jumlah kapal Cina yang terus membengkak. Sebagai gantinya, militer AS mengumumkan desain baru kapal kombatan berbobot ringan yang dimodifikasi dari kapal patroli penjaga pantai.
Sejumlah proyek utama lain, seperti kapal induk kelas Ford dan kapal selam kelas Columbia, juga mengalami masalah serupa: terlambat dan melampaui anggaran. Kebuntuan inovasi juga terlihat pada teknologi yang dijanjikan Trump.
Angkatan Laut AS, misalnya, menghabiskan ratusan juta dolar selama lebih dari 15 tahun untuk mengembangkan railgun, sebelum akhirnya menghentikan proyek tersebut pada 2021. Teknologi laser memang mulai dipasang di beberapa kapal, namun penggunaannya masih terbatas. Sistem laser untuk melumpuhkan sensor drone baru terpasang di delapan kapal perusak, itupun setelah melalui delapan tahun masa pengembangan.
Pengembangan dan penempatan rudal jelajah nuklir di atas kapal laut juga berpotensi melanggar perjanjian nonproliferasi yang telah ditandatangani Amerika Serikat bersama Rusia.
Desain dan Keterlibatan Personal Trump
Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press bahwa tahap perancangan kapal sudah dimulai, dengan konstruksi direncanakan pada awal 2030-an. Trump dan Menteri Angkatan Laut John Phelan menyebut kapal baru ini sebagai penerus spiritual kapal tempur abad ke-20.
Namun, secara historis, konsep “kapal tempur” merujuk pada kapal besar berlapis baja tebal dengan meriam raksasa—jenis kapal yang meredup setelah Perang Dunia II, tergantikan oleh kapal induk dan rudal jarak jauh. Kapal tempur terbesar AS, kelas Iowa, berbobot sekitar 60 ribu ton. Meski dimodernisasi pada 1980-an dengan rudal jelajah dan radar modern, seluruh kapal kelas ini dipensiunkan pada dekade 1990-an.
Menurut situs resmi “Golden Fleet” yang baru diluncurkan, kapal tempur berpemandu rudal ini akan berukuran mendekati kelas Iowa, namun hanya berbobot sekitar 35 ribu ton dan diawaki 650 – 850 pelaut. Senjata utamanya adalah rudal, bukan meriam besar.
Trump dikenal vokal dalam menyuarakan arah pengembangan armada laut. Pada masa jabatan pertamanya, ia sempat mendorong kembalinya ketapel bertenaga uap di kapal induk, menggantikan sistem elektromagnetik modern—gagasan yang akhirnya ditolak Angkatan Laut. Ia juga kerap mengkritik tampilan kapal perusak dan kondisi kapal yang berkarat.
Menteri Angkatan Laut John Phelan mengungkapkan kepada Senat bahwa Trump sering mengirim pesan larut malam, mempertanyakan kapal yang berkarat atau mangkrak di galangan. Pada kunjungan ke galangan kapal proyek fregat kelas Constellation yang kini dibatalkan, Trump bahkan mengklaim mengubah desain kapal tersebut.
“Saya melihatnya dan bilang, ‘Ini kapal yang jelek, mari kita buat indah,'” kata Trump kala itu. Trump menegaskan akan kembali terlibat langsung dalam desain kapal baru ini. “Angkatan Laut AS akan memimpin desain kapal-kapal ini bersama saya, karena saya orang yang sangat estetis,” ujarnya.
Phelan mengatakan USS Defiant diharapkan “membangkitkan rasa kagum dan penghormatan terhadap bendera Amerika setiap kali berlabuh di pelabuhan asing.”






