Lifestyle

Di Tengah Puing RS Al-Shifa, 168 Dokter Palestina Diwisuda: Simbol Ketahanan Ilmu di Gaza

Advertisement

Di tengah puing-puing yang tersisa dari Al-Shifa Medical Complex, rumah sakit terbesar di Gaza yang kini hancur, sebanyak 168 dokter Palestina menerima sertifikasi spesialisasi mereka. Prosesi kelulusan yang penuh haru ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, menjadi simbol ketahanan ilmu pengetahuan di tengah situasi konflik yang memilukan.

Al-Shifa Medical Complex telah berulang kali menjadi sasaran serangan sejak perang genosida Israel dimulai pada Oktober 2023. Rumah sakit tersebut pertama kali diserbu pada November 2023, di mana Direktur Medis Al-Shifa, Dr. Mohammed Abu Salmiya, ditangkap dan ditahan selama tujuh bulan.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Serangan lanjutan pada Maret 2024 menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada seluruh fasilitas rumah sakit, mengubahnya menjadi reruntuhan.

Upacara kelulusan, yang dilansir dari laman Al Jazeera, berlangsung pada Kamis (25/12/2025) di hadapan bangunan Al-Shifa Medical Complex yang kini rata dengan tanah di Kota Gaza. Para wisudawan, yang dengan bangga menamakan diri mereka sebagai “Angkatan Kemanusiaan”, berhasil menyelesaikan sertifikasi Dewan Kedokteran Palestina.

Pencapaian ini diraih setelah dua tahun perang Israel yang penuh tantangan, di mana mereka tetap menjalani pendidikan dan mengikuti ujian. Selama periode tersebut, para dokter terus bekerja tanpa henti di berbagai rumah sakit di Gaza.

Mereka menghadapi kondisi kerja yang ekstrem di tengah kelaparan, pengungsian, dan genosida. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami luka-luka, penahanan, bahkan kehilangan anggota keluarga tercinta akibat konflik berkepanjangan.

Advertisement

Youssef Abu al-Reish dari Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkan kelulusan ini sebagai peristiwa yang lahir dari penderitaan. Ia menyebut upacara tersebut sebagai kelulusan yang lahir dari “rahim penderitaan, di bawah bombardir, di antara puing-puing dan aliran darah”.

Salah satu peserta wisuda, Dr. Ahmed Basil, menilai bahwa pencapaian gelar lanjutan di masa paling sulit ini membuktikan komitmen tinggi rakyat Palestina pada kemajuan ilmu pengetahuan, meskipun bangunan tempat mereka belajar dan bekerja telah hancur.

Upacara wisuda tersebut juga menampilkan deretan kursi kosong yang memajang foto-foto tenaga kesehatan lainnya yang telah gugur selama perang. Momen ini menjadi pengingat atas besarnya korban yang jatuh di sektor kesehatan Gaza.

Kondisi ini digambarkan oleh para peserta sebagai “bangunan kosong dengan kuburan manusia”, sebuah gambaran pilu akan realitas yang mereka hadapi setiap hari.

Advertisement
Mureks