Lifestyle

Amalkan Doa Allahumma Firli Warhamni Watub ‘Alayya: Raih Ampunan dan Rahmat di Bulan Rajab

Advertisement

Bulan Rajab, yang jatuh pada Sabtu, 27 Desember 2025, menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk kembali memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Allah SWT. Pada bulan mulia ini, Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah serta amal kebaikan sebagai bentuk pendekatan diri kepada-Nya.

Salah satu amalan ringan namun penuh makna yang dianjurkan untuk diamalkan adalah membaca doa Allahumma firli warhamni watub ‘alayya. Zikir ini kerap dibaca dalam berbagai kesempatan, seperti setelah salat, saat beristighfar, maupun ketika seorang hamba memohon ampunan kepada Allah SWT.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Meskipun lafaznya sederhana, doa ini mengandung permohonan mendasar yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan seorang Muslim, yaitu ampunan dosa, limpahan rahmat, serta diterimanya taubat oleh Allah SWT.

Bacaan Zikir Allahumma Firli Warhamni Watub ‘Alayya dan Artinya

Dikutip dari buku Ensiklopedia Al-Qur’an dan Hadis Per Tema; Bagian 4 Agama Islam karya Jumanta, Ibnu Umar r.a. menuturkan:

“Suatu ketika aku duduk di dekat Nabi SAW, lalu aku mendengar beliau mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali. Kemudian beliau berdoa: اللهم اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ)”

Latin: Allahummaghfirli warhamni watub ‘alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm (atau “innaka antat tawwābun ghafūr”).

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang. Atau Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Pengasih (Maha Pengampun).” (HR. Ahmad)

Zikir allahummaghfirli warhamni watub alayya juga dapat diamalkan setelah menunaikan salat Dhuha. Anjuran ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Ia menuturkan bahwa Rasulullah SAW setelah melaksanakan salat Dhuha, membaca doa istighfar dan taubat tersebut sebagaimana berikut:

صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الضُّحَى ثُمَّ قَالَ‏:‏ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، حَتَّى قَالَهَا مِئَةَ مَرَّةٍ

Artinya: “Rasulullah SAW melaksanakan salat dhuha, kemudian beliau mengucapkan: Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka antat tawwabur rohimu (Ya Allah, ampuni dosa saya dan terimalah taubat saya. Sesungguhnya Engkau maha penerima taubat dan Maha Pengampun), hingga 100 kali.” (HR Bukhari)

Keutamaan doa Allahumma firli warhamni watub ‘alayya tercermin dari kandungannya yang mencakup permintaan ampun, rahmat, dan penerimaan taubat. Tiga hal ini menjadi kebutuhan utama manusia yang tidak pernah lepas dari dosa dan kekhilafan dalam menjalani kehidupan.

Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syura ayat 25:

وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ

Latin: Wa huwal-lażī yaqbalut-taubata ‘an ‘ibādihī wa ya’fū ‘anis-sayyi’āti wa ya’lamu mā taf’alūn(a).

Artinya: “Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Asy-Syūra: 25)

Ayat ini menguatkan bahwa Allah Maha Penerima Taubat, sehingga doa ini sangat dianjurkan untuk diamalkan secara rutin.

Amalan Utama di Bulan Rajab

Selain mengamalkan doa Zikir allahummaghfirli warhamni watub ‘alayya, berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan saat bulan Rajab:

Advertisement

1. Bertaubat

Dalam buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? karya Alexander Zulkarnaen dijelaskan bahwa salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada bulan Rajab adalah memperbanyak taubat kepada Allah SWT.

Bulan Rajab kerap disebut sebagai syahrullah atau bulan milik Allah SWT. Sebutan ini didasarkan pada riwayat dari Imam Dailamiy, di mana Rasulullah SAW bersabda, “Bulan Rajab adalah syahrullah (bulan Allah), Syakban adalah syahri (bulan-ku), dan Ramadan adalah syahru ummati (bulan umat-ku).”

Berdasarkan keterangan tersebut, para ulama memaknai bulan Rajab sebagai waktu yang sarat dengan keberkahan dan sangat tepat untuk meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT. Salah satu bentuk pengamalannya adalah dengan memperbanyak taubat dan istighfar. Taubat hendaknya dilakukan tanpa menunda-nunda, sebagaimana perintah Allah SWT dalam Surah Ali Imran ayat 133:

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Latin: Wa sāri’ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin ‘arḍuhas-samāwātu wal-arḍ(u), u’iddat lil-muttaqīn(a)

Artinya: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Āli ‘Imrān: 133)

2. Sedekah

Sedekah di bulan Rajab memiliki keutamaan pahala yang sangat besar sehingga menjadi salah satu amalan utama yang dianjurkan. Mengutip sumber sebelumnya, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah di bulan Rajab, maka Allah menjauhkannya dari neraka seperti durasi anak burung gagak yang belum tumbuh bulunya hingga mati tua.”

Dalam riwayat lain yang disampaikan oleh Salman al-Farisi, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka seakan-akan dia berpuasa seribu tahun dan memerdekakan seribu budak. Barangsiapa bersedekah pada bulan Rajab satu sedekah, maka seakan-akan dia bersedekah seribu dinar. Allah menuliskan seribu kebaikan untuk setiap bulu di badannya, mengangkat seribu derajat untuknya, menghapus seribu keburukannya. Lalu Allah menulis seribu haji, seribu umrah, serta seribu bangunan istana untuk setiap satu puasa dan satu sedekah yang dia lakukan.”

3. Memperbanyak Istighfar

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak bacaan istigfar sebagai wujud memohon ampunan kepada Allah SWT sepanjang bulan Rajab, termasuk pada malam 1 Rajab 1447 H/2025. Berikut lafaz istigfar yang dapat diamalkan:

اللهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ وَأَعُوْذُبِكَ مِن شَرِّمَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ.

Latin: Allaahumma anta rabbi, laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu, wa a’uudzubika min syarri maa shana’tu wa abu-u laka binikmatika ‘alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa-innahuu laa yanghfirudz dzunuba illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau yang menciptakannku. Aku adalah hamba-Mu dan aku dalam genggaman-Mu. Aku dalam perjanjian-Mu (beriman dan taat) kepada-Mu sekadar kemampuan yang ada padaku. Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosaku. Karena itu, aku memohon ampunan-Mu, dan sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa seseorang, kecuali Engkau, ya Allah.”

4. Memperbanyak Bacaan Tasbih

Memperbanyak bacaan tasbih merupakan salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam pada bulan Rajab, termasuk pada malam pertama bulan tersebut. Amalan ini menjadi alternatif ibadah bagi mereka yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu menjalankan puasa sunnah. Dengan membiasakan membaca tasbih sebanyak 100 kali setiap hari, diharapkan seorang Muslim tetap memperoleh keutamaan dan pahala sebagaimana orang yang melaksanakan puasa. Bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلَّا لَهُ، سُبْحَانَ الْأَعَزَّ الأَكْرَمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ أَهْلُ.

Latin: Subḥaana man laa yanbaghit tasbiiḥu illaa lahuu, subḥaanal a’azzal akraam, subḥaana man labisal ‘izza wahuwa lahu ahlun.

Artinya: “Maha Suci Dzat yang hanya kepada-Nya tasbih dipanjatkan. Maha Suci Dzat Yang Perkasa lagi Mulia. Maha Suci Dzat yang menyandang keperkasaan, dan hanya Dia-lah yang memang pantas menyandangnya.”

Advertisement
Mureks