Berita

Dari Hobi Turunan Ayah hingga Panggung Nasional: Kisah Inspiratif Band Astera Mengukir Jejak di Industri Musik

Bagi masyarakat Bali, nama band Astera mungkin sudah tak asing lagi. Grup musik indie rock yang beranggotakan tiga pemuda asal Canggu, yakni Rio (vokal), Dode (gitar utama), dan Chandra (drum, sequencer), telah aktif berkarya sejak Januari 2018. Dikenal dengan genre pop alternatif, Astera telah merilis beberapa single, EP, dan album, termasuk “I’m Okay, I’m Not Okay” (2019) dan “Better Days” (2023).

Menariknya, perjalanan para personel Astera di dunia musik tak lepas dari peran besar figur ayah di balik mereka. Dukungan dan inspirasi dari orang tua menjadi fondasi kuat bagi karir bermusik mereka.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Didikan Ayah, Fondasi Bermusik Astera

Rio, sang vokalis, mengungkapkan bahwa kecintaannya pada musik berawal dari hobi yang diturunkan oleh ayahnya yang merupakan penikmat musik. “Terjun ke musik awalnya hobi yang temurun dari Ayah penikmat musik. Pada akhirnya, berkarya karena ada keyakinan bisa membawa kebaikan dan harapan, bermanfaat yang terpenting untuk para pendengar, entah itu menyembuhkan luka atau mengobati ‘issues’ para pendengar,” ujar Rio dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Hal serupa juga diakui oleh Chandra. Sejak kecil, ia sudah diperkenalkan pada instrumen musik dan cara menikmati proses bermusik oleh ayahnya. “Dari sejak lama udah dijejelin musik dan alat sama Papa. Sering diajak ke studio bareng, sampai akhirnya dibuatkan studio sendiri di rumah. Momen berkarya dimulai karena liat pada punya band dan bikin lagu sendiri, nyoba nyoba sampe nagih lah karena karya ini juga jadi sarana ekspresiku,” ungkap Chandra.

Inspirasi dan Harapan di Balik Karya Astera

Bagi personel Astera, musik diibaratkan seperti kopi di pagi hari. Menurut Chandra, karya-karyanya bisa menjadi mood booster layaknya kafein. “Mixed feeling sih, but mostly would be a booster like caffeine maybe, karena karya yang sebagian dariku berawal dari beat drum dan bass yang lumayan macu adrenaline,” paparnya.

Chandra juga mengaku karyanya tak lepas dari berbagai karya musisi lain. Ia bahkan bercerita pernah terinspirasi dari album milik legenda pop dunia. “Lagi dengerin album greatest hits-nya Michael Jackson, eh kepincut repetisi beat salah satu track malah jadi lagu Better Life,” ungkapnya.

Berbeda dari Chandra, Rio justru kerap mendapat inspirasi dari hal-hal yang tak terduga, bahkan dari rutinitas pagi hari. “Toilet di pagi hari yang lantai nya basah, pada akhirnya aku masukin ke lirik salah satu lagu Astera judulnya Baby in Red,” katanya.

Melalui karya-karya mereka, Rio berharap para pendengar dapat lebih percaya pada proses kehidupan yang sedang mereka perjuangkan. “Mereka tidak sendirian, safe dan selalu percaya ada harapan yang mereka terus perjuangkan. (in a fun music way),” ucapnya.

Tampil di Panggung Pengembangan Band

Berawal dari dukungan keluarga dan berbagai inspirasi, para personel Astera kini tumbuh menjadi musisi yang bukan hanya piawai, tetapi juga memiliki karakter kuat. Band ini pun mulai banyak tampil di berbagai panggung, termasuk platform yang memfasilitasi mereka untuk belajar dan berkembang.

Rio mengapresiasi hadirnya platform tersebut karena musisi baru dapat memperkenalkan karyanya secara lebih luas. “I think this is a good goooood movement buat para musisi baru memperlihatkan karya dan persona uniknya,” paparnya.

Ia menambahkan, “(Panggung ini) menjadi canvas para seniman berkarya, dan mungkin bisa jadi chance untuk kedua belah pihak, karya musisi lokal lebih dikenal dan tentu program longlast juga untuk menggandrungi dunia hiburan salah satunya musik.”

Sementara itu, Chandra mengungkapkan bahwa platform ini menjadi wadah yang baik untuk menunjukkan potensi para musisi baru. Menurutnya, ini juga merupakan salah satu platform terbaik untuk memulai, melestarikan, dan bahkan meregenerasi musik. “Karena bagaimanapun platform atau sarana online sudah semakin masif, musisi emerging tetaplah perlu wadah offline untuk memperkenalkan karya serta citra masing-masing mereka secara langsung, dan yang terpenting juga sih selama masing-masing pihak bisa secara mutualisme menjaga keberlangsungan programnya itu akan lebih baik,” ungkapnya.

Sejak tampil di panggung tersebut, Chandra merasakan semakin kuatnya koneksi antarmusisi dan komunitas. “Paling kerasanya adalah semakin tak terlihatnya boundaries antar masing-masing kolektif dan komunitas, yang pada akhirnya buat momen sharing semakin banyak. Ini penting sih untuk menyebarluaskan keberadaan band kita,” pungkasnya.

Perjalanan Astera menjadi bukti bahwa kreativitas yang didukung oleh fondasi kuat dapat membuka jalan yang tidak terduga di industri musik.

Mureks