Regional

Bupati Akui 80 Persen Pegawai Terdampak Bencana, Penanganan di Tapteng Terkendala

Advertisement

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah menghadapi tantangan ganda dalam menangani bencana banjir dan longsor yang melanda daerahnya. Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, mengakui bahwa roda pemerintahan terhambat akibat sebagian besar personelnya juga terdampak musibah.

Keterbatasan personel menjadi hambatan utama. “Ini pun kami masih kondisi hujan, kondisi waswas. Jadi, memang dengan kemampuan personel (terbatas) karena 80 persen juga pegawai kami ini korban juga,” ungkap Masinton saat meninjau lokasi bencana di Kecamatan Tukka, Minggu (8/12/2025) sore.

Situasi sulit ini mendorong Masinton meminta pengertian masyarakat dan mengajak kolaborasi. “Maka, kami berharap juga masyarakat agar kita bergotong royong sama-sama. Pemerintah dan masyarakat bergotong royong sama-sama agar kita cepat pulih,” lanjutnya.

Selain faktor sumber daya manusia, minimnya alat berat juga menjadi sorotan. Alat berat sangat dibutuhkan untuk membersihkan material longsor yang memutus akses ke sejumlah kecamatan. Masinton menyebut, kerusakan diperparah oleh material kayu sisa pembalakan liar yang hanyut dari hulu.

“Kami memang membutuhkan banyak alat berat untuk membuka akses di daerah Tapanuli Tengah karena tertimbun longsor, ada yang putus dan lain sebagainya. Begitu pun dengan banyaknya timbunan kayu hasil pembalakan di atas yang terbawa sampai ke desa-desa,” ucap Masinton.

Akibatnya, beberapa wilayah seperti Kecamatan Sitahuis, Sibabangun, dan beberapa desa lainnya masih terisolasi. “Personel bisa kamibackup, cuma peralatan untuk menjangkau akses-akses yang memang sulit. Nah, jadi kami juga mohon maaf kalau banyak masyarakat yang belum terjangkau,” tambahnya.

Advertisement

Meskipun demikian, Masinton menegaskan komitmen Pemkab Tapteng untuk terus menyalurkan kebutuhan pokok bagi warga pengungsi. Bantuan yang didistribusikan tidak hanya mi instan, tetapi juga mencakup telur, beras, pakaian, dan kebutuhan lainnya.

“Bantuan tidak hanya mi instan, ya. Sekarang itu kami sedang distribusikan terus-menerus, ada telur, beras, dan lainnya, juga pakaian, apa segala macam itu sedang kami upayakan,” kata Masinton.

Ia memastikan tidak ada penimbunan logistik di gudang pemerintah. “Kami ingin barang itu tidak lagi tersetok di gudang, distribusi, distribusi. Namun, kami juga satu keterbatasan akses juga,” ucapnya.

Untuk mengatasi kendala akses, Pemkab Tapteng akan menerapkan strategi pembagian posko di beberapa titik strategis, yaitu di Sorkam, Barus, Tukka, dan Sibabangun.

Advertisement