Dua desa di Kecamatan Karmomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, terlibat bentrokan sengit pada Sabtu (6/12/2025). Warga Desa Alusi Kelaan dan Desa Alusi Krawain saling serang menggunakan senjata tajam, panah, dan senapan angin. Insiden ini menyebabkan 29 orang mengalami luka dan membutuhkan perawatan medis intensif di sejumlah puskesmas dan rumah sakit.
Bahkan, Bripka Salvanus Andri Ivakdalam, anggota Bhabinkamtibmas Desa Alusi Krawain yang berusaha melerai, turut menjadi korban. Ia terkena anak panah di bagian kakinya saat mencoba meredakan amarah kedua kelompok warga.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Bentrokan menyebabkan puluhan warga kedua desa terluka, termasuk anggota kami dari Polsek Kormomolin yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas mengalami luka akibat terkena panah di bagian kaki,” ungkap Kapolres Kepulauan Tanimbar AKBP Ayani kepada wartawan, Senin (8/12/2025).
Meskipun penyebab pasti bentrokan belum dijelaskan secara rinci oleh pihak kepolisian, informasi yang dihimpun menyebutkan akar masalahnya diduga dipicu penganiayaan terhadap seorang pemuda Desa Alusi Krawain berinisial KS (20). Pemuda tersebut diduga dianiaya oleh sejumlah orang tak dikenal saat dalam perjalanan pulang dari Saumlaki menuju desanya pada Jumat malam (5/12/2025).
Aksi penganiayaan itu memicu kemarahan warga Desa Alusi Krawain yang kemudian berupaya melakukan pembalasan, berujung pada bentrokan massal antara kedua desa. Sebelum bentrokan pecah, aparat kepolisian telah berupaya melakukan negosiasi dan mediasi.
Upaya Mediasi Gagal
Upaya pendekatan persuasif dan pembentukan barikade oleh aparat gabungan, yang dipimpin Kapolsek Kormomolin Ipda I GD Hendra B. Arimbawa, tak berhasil menghentikan eskalasi. Tiba-tiba terjadi aksi saling lempar dan penggunaan senjata tradisional.
“Saat kami berupaya melakukan pendekatan persuasif dan membentuk barikade untuk membatasi pergerakan massa, tiba-tiba terjadi aksi saling serang, termasuk pelemparan benda keras dan penggunaan panah tradisional dari salah satu pihak,” jelas Ayani.
Situasi Kondusif, Aparat Siaga
Pasca bentrokan, aparat gabungan dari Brimob, Polres, dan Polsek telah disiagakan di perbatasan kedua desa untuk mencegah insiden serupa terulang. Situasi keamanan kini dilaporkan berangsur kondusif.
Proses mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak terus dilakukan, melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa. Kapolres Kepulauan Tanimbar mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
“Kami mengimbau kepada masyarakat kedua desa untuk menahan diri, tidak mudah terprovokasi, dan menyelesaikan setiap permasalahan melalui jalur musyawarah atau dapat melapor ke Bhabinkamtibmas ataupun Polsek terdekat, guna menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif,” tegas Ayani.






