Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Purworejo (Polosoro) mengurungkan niatnya untuk bertolak ke Jakarta. Awalnya, mereka berencana bergabung dalam aksi damai pada Senin, 8 Desember 2025, guna menyuarakan aspirasi terkait Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2025. Keputusan pembatalan ini diambil setelah rapat pimpinan, koordinator wilayah, dan ketua kecamatan yang digelar Minggu (7/12/2025).
Pembatalan aksi ini dilatarbelakangi oleh dua pertimbangan utama. Pertama, rasa empati dan solidaritas terhadap korban bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, termasuk Aceh dan Sumatera Utara. Kedua, Polosoro memilih untuk mengedepankan jalur diplomasi dan lobi sebagai strategi utama dalam memperjuangkan aspirasi mereka.
Empati untuk Korban Bencana
Ketua Umum Polosoro Purworejo, Suwarto, mengungkapkan bahwa situasi duka akibat bencana alam di Sumatera menjadi faktor krusial dalam pengambilan keputusan. Ia merasa tidak pantas untuk menggelar demonstrasi di tengah keprihatinan banyak pihak.
“Di saat banyak saudara kita sedang dirundung musibah, kami merasa empati dan solidaritas harus menjadi prioritas,” ujar Suwarto kepada Kompas.com pada Senin (8/12/2025).
Pilih Jalur Diplomasi
Pertimbangan kedua adalah pergeseran strategi perjuangan. Polosoro kini memprioritaskan pendekatan persuasif dan dialog konstruktif dengan pemerintah pusat. Langkah ini dinilai lebih strategis untuk memperjuangkan penegakan Undang-Undang Desa secara utuh.
“Kami tetap berkomitmen memperjuangkan hak-hak desa. Hanya saja, saat ini kami memilih jalur diplomasi sebagai strategi utama,” lanjut Suwarto.
Kepala Desa Jatimalang ini mengakui bahwa keputusan tersebut tidak mudah diambil. Ia memahami semangat para kepala desa dan perangkat desa yang sudah menyatakan kesiapan untuk berangkat ke Ibu Kota.
“Ini adalah pilihan yang sangat berat. Namun kami berharap seluruh rekan-rekan, khususnya di Purworejo, dapat memahami. Perjuangan tidak berhenti, hanya berganti strategi. Kami juga tetap menghormati teman-teman dari daerah lain yang memutuskan tetap berangkat ke Jakarta,” tegasnya.
Dengan demikian, Polosoro Purworejo menegaskan komitmennya untuk terus berjuang, namun dengan penyesuaian strategi yang mempertimbangkan kondisi nasional yang sedang berduka akibat bencana alam.






