Teknologi

Belanja AI Perusahaan Diproyeksi Melonjak pada 2026, Fokus ke Sedikit Vendor Berdampak Nyata

Perusahaan-perusahaan global diproyeksikan akan meningkatkan anggaran untuk kecerdasan buatan (AI) secara signifikan pada tahun 2026. Namun, kenaikan belanja ini tidak lagi tersebar ke banyak penyedia teknologi, melainkan akan terkonsentrasi pada sejumlah kecil vendor yang mampu menunjukkan dampak nyata bagi bisnis.

Konsolidasi Investasi AI

Wakil Presiden Databricks Ventures, Andrew Ferguson, menilai tahun 2026 akan menjadi titik balik konsolidasi investasi AI di kalangan perusahaan. Menurutnya, saat ini banyak perusahaan masih dalam fase eksperimen, menggunakan berbagai alat AI untuk kebutuhan yang sama, terutama di area go-to-market. Kondisi ini menyulitkan perusahaan untuk melihat perbedaan nilai antarproduk, meskipun sudah melewati tahap proof of concept.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“Ketika perusahaan mulai melihat bukti nyata manfaat AI, mereka akan memangkas anggaran eksperimen, merapikan penggunaan alat yang tumpang tindih, dan mengalihkan dana tersebut ke teknologi AI yang terbukti memberikan hasil,” kata Ferguson, dikutip dari laman TechCrunch pada Rabu (31/12/2025).

Pandangan serupa disampaikan oleh Managing Partner Asymmetric Capital Partners, Rob Biederman. Ia memprediksi belanja AI perusahaan ke depan tidak hanya semakin terfokus di tingkat masing-masing perusahaan, tetapi juga secara industri akan mengerucut pada segelintir penyedia teknologi utama.

“Anggaran akan meningkat untuk sejumlah kecil produk AI yang jelas memberikan dampak, sementara belanja untuk produk lainnya akan menurun tajam,” ujar Biederman. Ia memperkirakan akan terjadi pemisahan yang tegas di pasar, di mana hanya sedikit vendor yang menguasai porsi besar anggaran AI perusahaan, sementara banyak penyedia lain berpotensi mengalami stagnasi hingga penurunan pendapatan.

Fokus pada Keamanan dan Keandalan AI

Sementara itu, Partner Norwest Venture Partners, Scott Beechuk, menilai peningkatan belanja AI akan banyak diarahkan pada solusi yang membuat penerapan AI lebih aman dan andal. Menurutnya, perusahaan kini menyadari bahwa investasi krusial justru berada pada lapisan pengamanan, pengawasan, dan tata kelola yang memastikan penggunaan AI secara bertanggung jawab.

“Ketika kemampuan ini semakin matang dan risiko bisa ditekan, perusahaan akan lebih percaya diri beralih dari tahap uji coba ke penerapan skala besar, sehingga anggaran pun meningkat,” jelas Beechuk.

Adapun Direktur Snowflake Ventures, Harsha Kapre, memprediksi belanja AI perusahaan pada tahun 2026 akan terfokus pada tiga area utama: penguatan fondasi data, optimalisasi model pascapelatihan, serta konsolidasi berbagai alat AI.

Kapre menambahkan, para eksekutif kini semakin aktif mengurangi kompleksitas penggunaan software-as-a-service (SaaS) yang berlebihan. Mereka cenderung beralih ke sistem terpadu yang lebih cerdas, dengan biaya integrasi lebih rendah dan imbal hasil investasi yang lebih terukur. Dalam konteks tersebut, solusi berbasis AI diperkirakan menjadi pihak yang paling diuntungkan.

Mureks