Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tapanuli Tengah mendirikan pos layanan kesehatan gratis bagi warga yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Posko yang berlokasi di Desa Tukka, Kelurahan Sibuluan Terpadu, Kecamatan Pandan, ini mulai beroperasi sejak Sabtu (6/12/2025) pagi.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap banyaknya keluhan penyakit yang dialami para pengungsi pascabencana. Ketua Baznas Tapanuli Tengah, Syahfari Hasibuan, menyatakan bahwa tim medis, termasuk dokter dan perawat, serta obat-obatan didatangkan dari Medan untuk memberikan pelayanan maksimal.
Menurut Syahfari, layanan medis menjadi prioritas utama mengingat kondisi fisik warga yang menurun drastis setelah berjuang membersihkan sisa banjir dan lumpur selama sepekan terakhir. “Setelah diperhatikan, banyak sekali yang banjir bahkan sampai ke atap rumah. Mereka juga harus mengungsi, tidak optimal, sehingga diperlukan layanan kesehatan,” ujarnya kepada wartawan di lokasi, Sabtu.
Kolaborasi dan Dapur Umum
Layanan kesehatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Baznas Tapanuli Tengah dan Baznas RI. Bersamaan dengan posko kesehatan, didirikan pula dapur umum di lokasi yang sama untuk memastikan penanganan korban bencana lebih komprehensif.
Tim medis dijadwalkan bersiaga melayani warga setiap hari dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB selama lima hari ke depan. Syahfari menambahkan bahwa pihaknya sedang mengupayakan dukungan tambahan, baik dari segi anggaran maupun logistik, agar jam operasional posko dapat diperpanjang hingga sore hari.
“Pelaksanaan akan berlangsung lima hari. Kami akan menjaga agar layanan kesehatan tetap tersedia selama warga masih membutuhkannya,” tegas Syahfari.
Keluhan Penyakit Kulit dan Pernapasan
Koordinator Tim Medis Pos Layanan Kesehatan Baznas, dr. Rizky Harahap, melaporkan bahwa mayoritas pasien yang datang mengeluhkan penyakit kulit dan gangguan pernapasan. “Tadi kebetulan yang banyak datang ke sini warga-warga di Sibuluan ini dengan keluhan karena banjir. Jadi banyak yang gatal-gatal, banyak yang kena kutu air,” ungkap Rizky saat wawancara di lokasi.
Selain masalah fisik, Rizky juga menyoroti dampak psikologis yang dialami warga. Tingkat stres yang meningkat akibat musibah ini dikhawatirkan memicu penurunan imunitas tubuh dan berbagai penyakit. “Masyarakat di sini pada down. Jadi lemas, terus banyak yang kayak tadi ada yang diare serta muntah,” jelasnya.
“Pikiran itu mempengaruhi segalanya memang. Jadi kalau kita pikiran terganggu, bisa menyebabkan asam lambungnya meningkat,” sambung Rizky.
Harapan Warga dan Kebutuhan Mendesak
Torang Limbong, salah seorang warga korban bencana di Jalan Tuka, menyambut baik adanya layanan kesehatan gratis ini. Ia datang ke posko dengan keluhan kaki memar dan bengkak akibat terjepit pintu saat menyelamatkan diri, serta tekanan darah yang melonjak drastis akibat stres.
“Kaki saya merah kebiruan dan bengkak karena terjatuh terjepit pintu ketika menyelamatkan diri saat banjir menerjang, sampai sekarang terasa sakit sekali,” ungkap Torang.
Banjir tidak hanya merusak harta benda, tetapi juga menguras fisik Torang yang kelelahan membersihkan sisa lumpur. “Kecapekan kan di pengungsian terus bersih-bersih. Setelah ditensi tadi, ternyata tensi saya tinggi sekali, 160. Biasanya 130. Badan sakit semua,” tuturnya.
Meski bersyukur atas bantuan medis, Torang menyuarakan kebutuhan mendesak lainnya, yaitu pasokan air bersih. Ia mengeluhkan minimnya bantuan air minum di area Sibuluan, berbeda dengan warga di pusat kota. “Kami ingin sekali maunya ada layanan air seperti dari PAM. Karena kalau kami lihat di jalan protokol sana, Jalan Sidempuan, itu ada mobil-mobil tangki yang melayani air minum,” keluhnya.
Torang berharap desanya yang aksesnya terputus juga mendapat perhatian, terutama pasokan air bersih. “Ternyata kami yang agak di pedalaman ini tidak ada layanan air minum, sehingga kami sangat kewalahan. Kami mungkin semakin mudah nanti terserang penyakit karena kurang minum,” sambungnya.
Upaya Baznas
Menanggapi keluhan warga, Syahfari menyatakan Baznas akan segera berupaya menghadirkan bantuan lanjutan berupa pasokan air bersih ke Desa Sibuluan. “Nah, dari sini juga kan kita jadi melihat, bertemu langsung, apa kebutuhan warga sebenarnya. Insyaallah kami usahakan untuk menghadirkan air bersih juga selanjutnya,” ujar Syahfari.
“Respons kemanusiaan Baznas akan terus berlanjut dengan mengutamakan kebutuhan mendesak masyarakat terdampak,” pungkasnya.






