Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara telah menimbulkan dampak signifikan pada sektor pendidikan. Dinas Pendidikan setempat mencatat sedikitnya 79 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) terdampak. Wilayah paling parah dilaporkan berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, serta Kota Sibolga.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Alexander Sinulinga, mengungkapkan bahwa dari total 79 sekolah yang terdampak, mayoritas adalah jenjang SMA. Ia menyoroti kondisi di SMK Negeri 1 Badiri, Tapanuli Tengah, yang mengalami kerusakan parah akibat longsor. “Di SMK Negeri 1 Badiri, itu kita taksir kerugiannya hampir di atas Rp 3 miliar. Karena dia sekolahnya itu, tanah (longsornya) sedada dan seleher saya,” ungkapnya saat ditemui di Posko Tanggap Bencana di Jalan AH Nasution, Kota Medan, Senin (8/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Alexander menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya mempercepat proses perbaikan agar kegiatan belajar mengajar dapat segera kembali normal. “Jadi mungkin nanti itu kita harus kerja keras untuk memastikan sekolahnya,” ujarnya.
Ratusan Sekolah Rusak, Kerugian Ratusan Miliar
Secara keseluruhan, data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mencatat 397 sekolah terdampak banjir dan longsor. Rinciannya meliputi 280 Sekolah Dasar (SD), 51 SMA, 25 SMK, 38 SMP, dan 3 SLB. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 243,04 miliar.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk mempercepat penanganan bencana, termasuk perbaikan infrastruktur sekolah dan fasilitas umum lainnya. “Kami dari pemprov akan berupaya penuh terus mempercepat penanganan bencana di Provinsi Sumut,” kata Bobby saat memberikan keterangan di Posko Tanggap Bencana di Gedung Bakti Kwarda Sumut, Medan, Minggu (7/12/2025).
Banjir dan longsor menerjang 18 kabupaten/kota di Sumatera Utara sejak Senin (24/12/2025). Hingga Senin (8/12/2025) pukul 08.00, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut mencatat 338 jiwa meninggal dunia, 138 orang hilang, 650 terluka, dan 42.686 lainnya mengungsi.
Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi lokasi terparah dengan 110 korban meninggal, 94 hilang, dan 524 luka-luka. Di Kabupaten Tapanuli Selatan, tercatat 85 orang meninggal, 30 hilang, dan 69 luka-luka.






