Asus Indonesia telah menetapkan target penjualan yang ambisius sebanyak 350.000 unit untuk lini produk Expert Series pada tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai upaya perusahaan untuk merebut dominasi pasar PC enterprise di Indonesia yang saat ini dikuasai oleh Lenovo dan Dell.
Target volume tersebut mencakup keseluruhan ekosistem produk bisnis Asus, mulai dari laptop, desktop, hingga all-in-one PC. Head of Commercial Product Marketing Asus Indonesia, Aldi Ramadiansyah, menegaskan bahwa perusahaan memiliki ambisi besar untuk mengubah peta persaingan vendor komputer komersial di Tanah Air.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
“Ambisi kita sangat tinggi. Kita ingin jadi nomor satu di Indonesia dalam 3 tahun ke depan,” kata Aldi dalam acara media meeting Asus Commercial, Selasa (30/12/2025).
Berdasarkan data internal Asus, pangsa pasar perusahaan di segmen komersial menunjukkan pertumbuhan signifikan, dari 5% pada tahun 2024 menjadi 11% pada tahun 2025. Untuk tahun 2026, Asus menargetkan pangsa pasar sebesar 18%. Saat ini, Asus menempati peringkat ketiga di pasar komersial, setelah berhasil menyalip HP, namun masih berada di bawah Lenovo dan Dell.
Strategi Produk dan Segmen Pasar 2026
Aldi menjelaskan, guna mencapai target tersebut, strategi produk pada tahun 2026 akan berbeda dengan segmen konsumen yang lebih dinamis. Asus akan memfokuskan diri pada industri sektor Jasa Keuangan (FSI), Manufaktur, dan Pemerintahan.
Produk-produk Asus Expert Series akan dibagi berdasarkan segmen pasar:
- ExpertBook P Series: Ditujukan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
- Seri B: Dirancang untuk perusahaan enterprise dengan jumlah karyawan di atas 300 orang.
- Seri G: Dikhususkan untuk kebutuhan instansi pemerintahan.
Perusahaan juga akan berfokus pada efisiensi dan optimalisasi. Pada tahun 2026, peluncuran besar hanya akan dilakukan untuk satu model flagship utama. Model-model lainnya hanya akan mendapatkan penyegaran dari sisi spesifikasi internal, seperti prosesor. Kebijakan ini diambil mengingat masa pakai produk komersial yang cenderung lebih panjang dibandingkan produk konsumen. Peluncuran produk flagship tersebut dijadwalkan pada kuartal kedua 2026.
Antisipasi Kenaikan Harga Komponen dan Layanan Purna Jual
Di sisi lain, menghadapi tantangan global, Asus juga mengantisipasi potensi kenaikan harga komponen, khususnya RAM dan SSD, pada tahun 2026. Namun, Aldi menilai dampak pada segmen B2B lebih dapat diredam dibandingkan segmen konsumen karena fleksibilitas dalam penyesuaian spesifikasi kontrak.
“Kalau konsumer mungkin pasti naik karena mereka sudah enggak bisa subsidi silang, tapi kalau komersial kita masih bisa adjust sana sini,” ujarnya.
Sebagai strategi diferensiasi melawan kompetitor, Asus menawarkan layanan purna jual berupa garansi baterai yang durasinya sama dengan garansi perangkat, misalnya 3 tahun. Selain itu, jangkauan layanan on-site service diperluas hingga radius 150 km untuk menjamin kelancaran operasional klien korporasi.
Kinerja Induk Perusahaan di Tengah Tantangan Global
Kondisi global yang menantang dan keterbatasan pasokan chip membuat Asus menghadapi situasi yang cukup sulit pada sembilan bulan pertama tahun 2025. Laporan keuangan Asus global pada kuartal III/2025 menunjukkan bahwa meskipun pendapatan tumbuh 21% secara Year-on-Year (YoY) menjadi NT$189,9 miliar (sekitar Rp 95,45 triliun), laba bersih perusahaan justru turun 16% YoY menjadi NT$10,556 juta (sekitar Rp 5,31 triliun).
Pendapatan tersebut berasal dari segmen konsumen (29%), gamer (41%), dan segmen enterprise (30%). Dari sisi regional, Asia masih menjadi kontributor terbesar dengan 46%, sementara Amerika tercatat sebesar 22% dan Eropa sebesar 32%. Untuk Asia, pasar terbesar Asus terdapat di Taiwan, India, dan Indonesia.





