Teknologi

Armstrong: ‘Satu Lagi Berhasil Dikalahkan,’ Usai Mantan Karyawan Coinbase Terlibat Suap Data Pelanggan

CEO Coinbase Brian Armstrong mengonfirmasi penangkapan mantan agen layanan pelanggan perusahaan yang diduga terlibat suap dengan penjahat siber. Kasus ini menyebabkan kebocoran data pribadi sekitar 70.000 pelanggan platform jual beli mata uang kripto tersebut.

Armstrong menegaskan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh kepolisian Hyderabad ini bukanlah yang terakhir. Pihaknya berkomitmen untuk terus mengejar pelaku lainnya hingga mereka menerima hukuman yang setimpal. “Satu lagi berhasil dikalahkan, dan masih akan ada lagi,” ujar Armstrong, seperti dikutip dari The Register pada Selasa, 30 Desember 2025.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Modus Operandi dan Data yang Bocor

Para penjahat siber diduga menyuap sejumlah pegawai layanan pelanggan Coinbase untuk mendapatkan akses ke data pribadi pengguna. Data yang bocor meliputi nama, alamat, nomor telepon, email, hingga data identitas pelanggan.

Meskipun demikian, Coinbase memastikan bahwa akses penting seperti kata sandi, kode keamanan dua faktor (2FA), dan dompet kripto tidak ikut bocor. Namun, kebocoran data ini tetap perlu diwaspadai karena penjahat memanfaatkan informasi tersebut untuk menipu pelanggan. Mereka menyamar sebagai pegawai Coinbase dan membujuk korban agar menyerahkan aset kripto mereka.

Selain itu, para penjahat juga sempat memeras Coinbase dengan meminta uang tebusan senilai US$20 juta atau setara Rp334 miliar. Coinbase menolak membayar tebusan tersebut. Sebagai gantinya, perusahaan menyediakan dana US$20 juta atau Rp334 miliar bagi siapa pun yang dapat membantu menangkap para pelaku kejahatan tersebut.

Kritik dan Kasus Terpisah

Kasus kebocoran data ini memicu kritik dari publik, terutama terkait keputusan Coinbase untuk mengalihdayakan layanan pelanggan ke luar negeri. Kebijakan ini dinilai membuka celah terjadinya suap dan kebocoran data. Coinbase sendiri sebelumnya memang sering dikritik karena kualitas layanan pelanggannya yang dianggap buruk.

Dalam perkembangan terpisah, Coinbase juga bekerja sama dengan kejaksaan Distrik Brooklyn untuk membantu penyelidikan dan proses hukum terhadap seorang pria bernama Ronald Spektor (23) asal Brooklyn. Spektor dituduh menyamar sebagai petugas layanan pelanggan Coinbase dan berhasil menipu sekitar 100 pengguna.

Modus yang digunakan Spektor adalah dengan mengatakan bahwa akun korban terancam diretas, kemudian membujuk mereka untuk menyerahkan aset kripto. Aset tersebut lantas dipindahkan ke dompet kripto milik Spektor. Total kerugian akibat ulah Spektor mencapai US$16 juta atau sekitar Rp267 miliar. Saat ini, penegak hukum berhasil menyita US$600 ribu atau sekitar Rp10 miliar dari hasil kejahatan tersebut.

Coinbase menegaskan bahwa kasus Ronald Spektor ini tidak memiliki kaitan langsung dengan kasus yang melibatkan pegawai layanan pelanggan Coinbase di luar negeri yang menerima suap dan membocorkan data pelanggan, meskipun modusnya sama-sama mengaku sebagai petugas Coinbase.

Mureks