Surga, sebagai balasan bagi hamba-Nya yang beriman, digambarkan sebagai tempat penuh keindahan dan kenikmatan abadi. Salah satu kenikmatan yang dijanjikan Allah SWT adalah keberadaan sungai-sungai yang mengalir jernih, menyejukkan hati, dan menambah kedamaian. Gambaran mulia ini dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW, menjadi kabar gembira bagi mereka yang taat.
Dalil-dalil tersebut menegaskan kemuliaan surga serta balasan bagi amal saleh. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai sungai-sungai di surga, sebagaimana termaktub dalam kitab suci dan sabda Nabi Muhammad SAW.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Dalil Al-Qur’an tentang Sungai di Surga
Al-Qur’an secara eksplisit menyebutkan keberadaan sungai-sungai di surga sebagai simbol kenikmatan dan balasan agung dari Allah SWT. Ayat-ayat ini ditujukan bagi hamba-Nya yang beriman dan senantiasa beramal saleh.
1. Surah Al-Baqarah Ayat 25
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Wa basysyiril-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal- anhār(u), kullamā ruziqū minhā min ṡamaratir rizqā(n), qālū hāżal-lażī ruziqnā min qablu wa utū bihī mutasyābihā(n), wa lahum fīhā azwājum muṭahharatuw wa hum fīhā khālidūn(a).
Artinya: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.’ Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.”
2. Surah Muhammad Ayat 15
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْ
Maṡalul-jannatil-latī wu’idal-muttaqūn(a), fīhā anhārum mim mā’in gairi āsin(in), wa anhārum mil labanil lam yatagayyar ṭa’muh(ū), wa anhārum min khamril lażżatil lisy-syāribīn(a), wa anhārum min ‘asalim muṣaffā(n), wa lahum fīhā min kulliṡ-ṡamarāti wa magfiratum mir rabbihim, kaman huwa khālidun fin-nāri wa suqū mā’an ḥamīman faqaṭṭa’a am’ā’ahum.
Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (adalah bahwa) di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, sungai-sungai air susu yang rasanya tidak berubah, sungai-sungai khamar yang lezat bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah dan ampunan dari Tuhan mereka. (Apakah orang yang memperoleh kenikmatan surga) sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga usus mereka terpotong-potong?”
3. Surah Ali Imran Ayat 15
قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ
Qul a’unabbi’ukum bikhairim min żālikum, lil-lażīnattaqau ‘inda rabbihim jannātun tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā wa azwājum muṭahharatuw wa riḍwānum minallāh(i), wallāhu baṣīrum bil-‘ibād(i).
Artinya: “Katakanlah, ‘Maukah aku beri tahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan (untuk mereka) pasangan yang disucikan serta rida Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
4. Surah Al-Fath Ayat 17
لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا اَلِيْمًا
Laisa ‘alal-a’mā ḥarajuw wa lā ‘alal-a’raji ḥarajuw wa lā ‘alal-marīḍi ḥaraj(uw), wa may yuṭi’illāha wa rasūlahū yudkhilhu jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), wa may yatawalla yu’ażżibhu ‘ażāban alīmā(n).
Artinya: “Tidak ada dosa atas orang-orang yang buta, orang-orang yang pincang, dan orang-orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia akan dimasukkan oleh-Nya ke dalam surga yang mengalir bawahnya sungai-sungai. Akan tetapi, siapa yang berpaling, dia akan diazab oleh-Nya dengan azab yang pedih.”
5. Surah Al-Kahf Ayat 31
اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّيَلْبَسُوْنَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِـِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِۗ نِعْمَ الثَّوَابُۗ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Ulā’ika lahum jannātu ‘adnin tajrī min taḥtihimul-anhāru yuḥallauna fīhā min asāwira min żahabiw wa yalbasūna ṡiyāban khuḍram min sundusiw wa istabraqim muttaki’īna fīhā ‘alal-arā’ik(i), ni’maṡ-ṡawāb(u), wa ḥasunat murtafaqā(n).
Artinya: “Mereka itulah yang memperoleh surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal. Mereka duduk-duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.”
6. Surah Al-Araf Ayat 43
Berdasarkan buku Dahsyatnya Hari Kiamat: Rujukan Lengkap Hari Kiamat dan Tanda-Tandanya Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah karya Ibnu Katsir, Surah Al-A’raf ayat 43 juga menerangkan tentang sungai di surga. Berikut bunyi ayatnya:
وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ ۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Wa naza’nā mā fī ṣudūrihim min gillin tajrī min taḥtihimul-anhār(u), wa qālul-ḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh(u), laqad jā’at rusulu rabbinā bil-ḥaqq(i), wa nūdū an tilkumul-jannatu ūriṡtumūhā bimā kuntum ta’malūn(a).
Artinya: “Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di bawah mereka sungai-sungai. Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.'”
7. Surah Ar-Rad Ayat 35
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۗ اُكُلُهَا دَاۤىِٕمٌ وَّظِلُّهَاۗ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِيْنَ اتَّقَوْا ۖوَّعُقْبَى الْكٰفِرِيْنَ النَّارُ
Maṡalul-jannatil-latī wu’idal-muttaqūn(a), tajrī min taḥtihal-anhār(u), ukuluhā dā’imuw wa ẓilluhā, tilka ‘uqbal-lażīnattaqau, wa ‘uqbal-kāfirīnan-nār(u).
Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir dibawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedangkan tempat kesudahan bagi orang-orang kafir adalah neraka.”
Dalil Hadits Rasulullah SAW tentang Sungai di Surga
Selain Al-Qur’an, Rasulullah SAW juga menjelaskan secara rinci mengenai keberadaan sungai-sungai di surga melalui berbagai hadits. Penjelasan ini memperkuat gambaran tentang kenikmatan abadi yang menanti para penghuni surga.
1. Hadits tentang Nama-nama Sungai di Surga
Keberadaan sungai-sungai di surga tidak hanya termaktub dalam Al-Qur’an, tetapi juga dijelaskan secara eksplisit dalam hadits Rasulullah SAW. Imam an-Nawawi dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin jilid 3, mengutip hadits riwayat Imam Muslim, menyebutkan beberapa nama sungai istimewa.
“Saihan, Jaihan, Efrat, dan Nil adalah sungai-sungai surga.” (HR. Muslim)
Prof. Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, dalam bukunya Pengantar Studi Akidah Islam, menambahkan penjelasan Rasulullah SAW saat peristiwa Isra. Beliau menyampaikan bahwa dirinya melihat empat sungai yang mengalir dari satu sumber, terdiri dari dua sungai yang tampak nyata dan dua sungai yang tampak samar.
“‘Wahai Jibril! Sungai-sungai apakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Dua sungai yang samar-samar itu merupakan sungai surga, sedangkan sungai yang jelas kelihatan adalah sungai Nil dan Eufrat.'” (HR. Muslim)
2. Keberadaan Sungai Nil dan Eufrat
Penegasan mengenai Sungai Nil dan Sungai Eufrat sebagai bagian dari sungai surga juga terdapat dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari. Hadis tersebut berasal dari riwayat Syu’bah dari Qatadah yang menerima kabar dari Anas bin Malik.
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menceritakan peristiwa saat beliau diangkat ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh dan melihat sumber dua sungai lahir serta dua sungai batin. Rasulullah SAW bersabda:
“Aku diangkat ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh. Pohon bidaranya seperti anjangan. Daunnya seperti telinga gajah. Dari pangkalnya muncul dua sungai lahir dan dua sungai batin. Aku bertanya kepada Jibril, ‘Apa yang dimaksud dengan dua sungai itu?’, Jibril menjawab, ‘dua sungai batin di surga. Dua sungai lahir adalah sungai Nil dan sungai Eufrat’.”
3. Keberadaan Sungai Al-Kautsar
Sungai Al-Kautsar, yang juga disebutkan dalam Al-Qur’an, dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa hadits Rasulullah SAW. Salah satunya diriwayatkan oleh Muhammad ibn Abdullah al-Anshari dari Hamid ath-Thawil dari Anas ibn Malik RA, mengisahkan pengalaman Nabi Muhammad SAW.
“Aku masuk surga dan melihat sungai yang mengalir dan dikelilingi oleh mutiara. Aku masukkan tanganku ke dalam airnya. Ternyata air itu terbuat dari kesturi. Aku pun bertanya kepada Jibril, ‘Untuk siapakah ini?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Al-Kautsar yang diberikan Allah SWT untukmu’.”
Selain itu, terdapat hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang menjelaskan keutamaan Sungai Al-Kautsar, menggambarkan karakteristiknya yang luar biasa:
“Al-Kautsar adalah sungai di surga yang dikelilingi oleh emas. Alirannya terbuat dari mutiara dan yaqut. Tanahnya terbuat dari kesturi yang wangi. Airnya lebih manis daripada madu dan lebih putih daripada salju.”






