Pelatih interim Timnas Wanita Indonesia, Akira Higashiyama, memastikan akan memberikan kesempatan bermain kepada lebih banyak pemain naturalisasi saat menghadapi Taiwan. Pernyataan ini disampaikan menyusul kritik dari warganet setelah ia hanya menurunkan dua pemain diaspora dalam kemenangan Garuda Pertiwi atas Nepal pada Rabu (26/11) malam.
Dalam pertandingan FIFA Women’s Matchday tersebut, Timnas Wanita Indonesia berhasil mengalahkan Nepal. Namun, keputusan Higashiyama yang lebih mempercayai pemain muda dan pemain yang berkarier di dalam negeri menimbulkan pertanyaan. Bahkan, beberapa netizen mencurigai Akira sebagai pelatih “anti-diaspora”.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Padahal, setidaknya ada tujuh pemain naturalisasi yang masuk dalam skuad Garuda Pertiwi. Selain Emily Nahon dan Katarina Stalin yang bermain, ada juga Iris de Rouw, Felicia de Zeeuw, Isa Warps, Isabelle Nottet, Isabel Kopp, serta Estella Loupatty yang belum diturunkan.
Disinggung mengenai pilihannya usai laga, Akira Higashiyama menegaskan bahwa keputusannya tidak bermasalah. Ia mengingatkan bahwa Timnas Wanita Indonesia masih memiliki satu pertandingan lagi yang harus dihadapi.
“Tak ada yang perlu dikatakan, aku hanya berkata alhamdulillah. Kami masih punya satu game lagi, melawan Taiwan, jadi kami akan bersiap untuk game itu,” ujar Akira dalam konferensi pers di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (26/11).
Pelatih asal Jepang itu menambahkan, para pemain diaspora tetap menjadi bagian penting dari timnya. “Mereka (pemain diaspora) ada di dalam skuadku saat ini. Aku yang menaruh mereka di sana (tribune, tidak bermain). Jadi diaspora yang lain akan bermain di pertandingan selanjutnya, jadi kurasa ini tidak buruk,” tegasnya.
Dengan demikian, para penggemar Timnas Wanita Indonesia dapat menantikan penampilan lebih banyak pemain naturalisasi saat Garuda Pertiwi menghadapi Taiwan dalam laga selanjutnya.





