Regional

50 Pelajar Karawang Dikirim ke Barak Militer Kostrad untuk Pendidikan Bela Negara

Advertisement

Pemerintah Kabupaten Karawang mengirim 50 siswa-siswi jenjang SMP untuk mengikuti pendidikan bela negara di barak militer Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang. Program yang berlangsung selama satu minggu ini dirancang untuk memperkuat karakter, kedisiplinan, dan wawasan kebangsaan para pelajar.

Para peserta berasal dari 42 SMP di Karawang, terdiri dari 47 siswa laki-laki dan tiga siswi perempuan. Pemilihan mereka didasarkan pada evaluasi mendalam oleh guru Bimbingan Konseling, wali kelas, dan kepala sekolah terkait rekam jejak kedisiplinan serta perilaku sehari-hari.

Bupati Karawang Aep menjelaskan bahwa proses seleksi tidak dilakukan secara sembarangan. “Penetapan siswa tidak dilakukan sembarangan. Guru dan pihak sekolah sudah melakukan penilaian mendalam terhadap anak-anak yang memiliki faktor kebiasaan kurang baik.” Ia menambahkan bahwa orang tua dilibatkan penuh dan tidak ada yang menolak keikutsertaan anak mereka.

Pendidikan bela negara ini akan mencakup berbagai materi, mulai dari wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), pendidikan agama oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Karawang. “Harapannya, anak-anak ini pulang dengan karakter yang lebih baik dan bisa menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing,” ujar Aep.

Siswa Berprestasi Dilibatkan Sebagai Role Model

Menariknya, program ini juga menyertakan seorang siswa berprestasi dari SMPN 1 Cikampek sebagai role model. Siswa yang aktif di OSIS, dikenal sederhana meski berkecukupan, dan menjadi inspirasi bagi teman-temannya itu diharapkan dapat menjadi mentor positif selama pendidikan.

“Kami ingin setiap angkatan memiliki figur positif. Anak ini bisa menjadi mentor bagi teman-temannya di barak. Penyampaian nilai baik akan lebih mengena jika diberikan oleh teman sebayanya,” jelas Aep.

Advertisement

Dukungan Orang Tua dan Rencana Berkelanjutan

Program ini mendapat dukungan penuh dari para orang tua siswa. Bahkan, beberapa orang tua berharap durasi pembinaan dapat diperpanjang. “Ada orangtua yang bilang satu minggu tidak cukup, minta dua bulan. Tapi kita mulai dulu satu minggu. Jika belum ada perubahan, nanti programnya bisa berkelanjutan,” kata Aep.

Langkah ini merupakan hasil pembahasan panjang antara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), guru BK, wali kelas, dan kepala sekolah. Pemkab Karawang akan terus memetakan perilaku pelajar, termasuk absensi, kedisiplinan, dan nilai akademik, sebagai dasar penentuan peserta program selanjutnya.

“Program pembinaan karakter ini akan menjadi program berkelanjutan sebagai upaya Pemkab Karawang menekan kenakalan remaja serta memperkuat kualitas pendidikan di Karawang,” tegas Aep.

Fokus pada Pencegahan Kenakalan Remaja

Kepala Disdikpora Karawang, Wawan Setiawan, mengonfirmasi bahwa siswa yang dikirim adalah mereka yang sebelumnya tercatat pernah terlibat tawuran dan kenakalan remaja lainnya. “Daripada disarankan keluar atau pindah sekolah, kita upayakan dulu pembinaan melalui pendidikan bela negara ini,” ujarnya.

Wawan menambahkan bahwa program ini disambut antusias oleh orang tua dan sekolah. Namun, ia menegaskan bahwa upaya preventif untuk mencegah kenakalan remaja tetap akan berjalan di sekolah. “Pencegahan tetap kita lakukan melalui satgas dan pembinaan rutin,” tutup Wawan.

Advertisement