Regional

28 Rumah Adat Sumba Barat Ludes Terbakar, Pemkab Ajukan Bantuan Pusat

Advertisement

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat untuk membangun kembali 28 rumah adat yang dilalap api di Kampung Waruwora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya. Permohonan ini telah diwujudkan dalam bentuk proposal resmi yang dikirimkan kepada kementerian terkait.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumba Barat, Semuel Dato Mesa, menjelaskan bahwa belum ada rencana pembangunan dalam waktu dekat untuk kampung situs adat tersebut. “Memang belum ada rencana dalam waktu dekat untuk membangun kembali kampung situs adat tersebut,” ujar Semuel kepada Kompas.com, Senin (8/12/2025).

Pemerintah daerah telah berupaya merevitalisasi kawasan sakral ini melalui berbagai cara, termasuk pengiriman proposal ke Kementerian Kebudayaan dan Pemerintah Provinsi NTT, serta pengalokasian dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten. Namun, Semuel mengakui bahwa kemampuan APBD Sumba Barat sangat terbatas, terlebih dengan adanya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

Selain kendala anggaran, proses pembangunan kembali rumah adat juga memerlukan waktu. Kampung tersebut merupakan kawasan sakral yang mensyaratkan dilakukannya berbagai ritual dan upacara adat sesuai tradisi setempat sebelum pembangunan dapat dimulai.

Semuel menambahkan, kampung-kampung situs adat merupakan salah satu daya tarik pariwisata utama di Sumba Barat. Terdapat berbagai kampung adat yang tersebar di enam kecamatan, termasuk Kampung Situs Yaru Wora yang turut terdampak musibah kebakaran.

Advertisement

“Kami sangat berharap mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan untuk proses revitalisasi ini,” harap Semuel.

Kronologi Kebakaran

Sebanyak 28 rumah adat di Kampung Waruwora dilaporkan hangus terbakar pada Jumat (5/12/2025) sore. “Kejadiannya Jumat kemarin sore,” ujar Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Hendry Novika Chandra kepada Kompas.com, Sabtu (6/12/2025).

Insiden tersebut berdampak pada 41 kepala keluarga yang terdiri dari 139 jiwa. Seluruh korban kehilangan tempat tinggal. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Advertisement